Scroll Untuk Membaca Artikel
Internasional

Insiden Penembakan di Kampus Krimea, 19 Orang Tewas

×

Insiden Penembakan di Kampus Krimea, 19 Orang Tewas

Sebarkan artikel ini
19 Orang Tewas

SEDIKITNYA, Limadetik.com 19 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden penembakan di sebuah kampus di Krimea, wilayah yang diambil alih Rusia dari Ukraina pada 2014. Seorang mahasiswa berusia 18 tahun dilaporkan berlari ke Kampus Politeknik Kota Kerch dan melepaskan tembakan ke sesama mahasiswa.

Setelah itu, sebagaimana dipaparkan pihak penyelidik Rusia, tersangka menembak diri sendiri. Sejumlah saksi mata dan pejabat pemerintah setempat juga mengatakan ada setidaknya satu ledakan yang ditimbulkan sebuah perangkat peledak.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Apa yang Terjadi di Kampus Tersebut?

Sejauh ini rincian kejadian baru mengemuka dan masih ada beberapa laporan yang saling bertentangan mengenai kronologi serangan. Tersangka pelaku bernama Vladislav Roslyakov.

Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa pemuda tersebut bersenang-senang saat melepaskan tembakan dari satu ruangan ke ruangan lainnya, dimulai dari sebuah area dekat kantin. Beragam foto lantas bermunculan di media Rusia yang menampilkan jasad tersangka pelaku di perpustakaan kampus.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, komite investigasi menyebut semua korban meninggal akibat luka tembak. Di saat bersamaan, sumber-sumber aparat keamanan Rusia yang berbicara kepada media lokal mengatakan tersangka pelaku telah meledakkan bom di kantin sebelum mulai melakukan aksi penembakan.

Beberapa saat setelah muncul laporan adanya ledakan di kampus, pihak penyelidik merilis pernyataan mengenai keberadaan perangkat peledak yang diisi dengan “benda logam” yang diledakkan di area makan. Sejumlah saksi mengaku mereka mendengar setidaknya sebuah ledakan.

Belakangan para penyelidik mengumumkan penemuan perangkat kedua milik tersangka pelaku dan perangkat tersebut telah dijinakkan.

BBC Rusia mewawancarai beberapa saksi mata, termasuk Igor Zakharevsky, yang berada di kantin tatkala tersangka pelaku beraksi.

“Saya ada di pusat ledakan pertama, di bagian pintu masuk dekat meja prasmanan,” ujarnya, “Saya benar-benar terguncang dan salah seorang teman sekelas menarik saya. Lalu saya mendengar beberapa bunyi letusan dalam jeda dua atau tiga detik. Setelah beberapa saat ada letusan lagi.”

Para serdadu dari Garda Nasional dikerahkan ke lokasi kejadian dan para pelajar semua sekolah di kota tersebut dievakuasi.

Seorang pebisnis yang berada di dekat kampus mengaku mendengar ledakan dan melihat jendela besar hancur berkeping-keping.

Awalnya insiden itu disebut sebagai “aksi teroris”, namun komite investigasi Rusia kini melabelinya sebagai “pembunuhan massal”.

Presiden Vladimir Putin merujuk kejadian tersebut sebagai “peristiwa tragis”. Dia juga mengucapkan bela sungkawa kepada para keluarga korban.

Pemerintah setempat menetapkan tiga hari berkabung sejak Kamis (18/10/2018).

Steve Rosenberg, BBC News, Moskow

Sebelum kejadian Rabu (17/10), jika Anda memberitahu warga di Krimea bahwa ada penembakan massal di sekolah, sebagian besar mungkin berpikir Anda sedang membahas Amerika Serikat. Kini semuanya telah berubah.

Aksi penembakan di Politeknik Kerch membuat seisi Semenanjung Krimea—yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014—terguncang.

Namun apakah kejadian ini benar-benar kejutan mengingat sepanjang tahun ini di Rusia, terjadi lima serangan di sekolah yang mengakibatkan sejumlah anak cedera.

Pertanyaan yang harus dijawab saat ini adalah bagaimana tersangka pelaku, Vladislav Roslyakov, dapat memperoleh izin senjata berburu? Dan bagaimana dia bisa melancarkan serangan mematikan seperti itu di kampusnya.

Apa yang Kita Tahu tentang Tersangka Pelaku?

Motifnya belum jelas, namun ada anggapan bahwa mahasiswa tahun keempat itu punya sikap bermusuhan di kampus.

Saluran televisi Rusia, RBC TV, mewawancarai seorang teman Roslyakov yang mengatakan pemuda itu “sangat membenci politeknik tersebut” dan berikrar “balas dendam” terhadap dosen-dosennya.

Baru-baru ini, menurut komisioner ombudsman Krimea di bidang hak anak, Irina Klyueva, yang bersangkutan mendapatkan izin menyandang senjata berburu.

Sejumlah teman sekelasnya juga menilai Roslyakov sangat tertutup, jarang berkomunikasi dengan siapapun, dan sudah lama berhenti menggunakan media sosial.

Siapa Para Korban?

Seorang pejabat setempat mengatakan sebagian besar korban penembakan adalah mahasiswa. Kampus politeknik itu sendiri menampung 850 mahasiswa.

Operasi tanggap darurat segera diluncurkan selagi para korban dibawa ke rumah sakit. Sedikitnya 40 orang mengalami cedera.

Pemerintah menyiapkan empat pesawat militer untuk mengevakuasi korban cedera. Fasilitas rumah sakit militer juga disiagakan untuk menerima korban jika diperlukan, kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu.

Bagaimana Situasi Politik di Krimea?

Semenanjung Krimea adalah wilayah sengketa antara Rusia dan Ukraina. Ukraina, dan banyak negara lainnya, tidak pernah mengakui kekuasaan Rusia di wilayah itu sejak peristiwa aneksasi empat tahun lalu.

Kota Kerch merupakan tempat jembatan yang dibangun Rusia untuk menghubungkan Krimea dan Rusia. Topik soal Krimea dan keberadaan kubu pemberontak sokongan Rusia di bagian timur Ukraina terus memperparah hubungan kedua negara.

Sedemikian parahnya, Ketua Parlemen Krimea Vladimir Konstantinov bahkan beranggapan Ukraina mungkin berada di balik serangan tersebut.

“Seluruh kejahatan yang terjadi di Krimea datang dari pemerintah Ukraina,” ujarnya.


sumber: okezone
× How can I help you?