Scroll Untuk Membaca Artikel
Internasional

Jamaah Asal Gowa Wafat di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz

×

Jamaah Asal Gowa Wafat di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz

Sebarkan artikel ini
petugas menenangkankan asmia hadi hasan seorang jamaah asal gowa 180721020426 383
Petugas menenangkankan Asmia Hadi Hasan, seorang jamaah asal Gowa, Sulawesi Selatan, yang ditinggal wafat ibunya di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Jumat (20/7).

MADINAH, Limadetik.com — Seorang jamaah haji asal Gowa, Sulawesi Selatan wafat setibanya di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Jumat (20/7). Jamaah perempuan tersebut jadi jamaah kedua yang wafat pada musim haji tahun ini.

Hadia Daeng Saming (73 tahun), jamaah yang meninggal tersebut, kelahiran Tangalla, Gowa, Sulawesi Selatan. Ia berangkat dari Embarkasi Makassar bersama rombongan dari Kabupaten Gowa dan Barru. Hadia mula-mula tak sadarkan diri saat berada antrean keimigrasian menuju Gerbang Zero Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz saat dibopong putrinya Asmia Hadi Hasan yang berusia sekitar 50 tahun.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Hadia terbang ke Tanah Suci bersama sejumlah keluarganya dalam Kloter 5 Embarkasi Haji Makassar. Kloter itu terbang dengan maskapai Garuda Indonesia nomor penerbangan GA1203.

Andi Marolla, petugas kesehatan yang mendampingi rombongan Hadia dari Embarkasi Makassar menuturkan, di atas pesawat, sekitara 2-3 jam sebelum pendaratan Hadia sudah tak sehat. Ia mengeluhkan sesak nafas dan diketahui memang memiliki riwayat bronkitis.

Marolla bersama rekan-rekan petugas kesehatan kemudian memasangkan oksigen dan memberikan obat oral serta inhalan. “Dia sempat baikan setelah itu,” kata Andi Marolla di Bandara Madinah.

Meski petugas minta dipertahankan, Hadia juga menolak dipasangi oksigen. Ia kembali ceria setelah pesawat mendarat di Bandara Amma sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

Hadia menolak diangkut memakai mobil khusus untuk pasien pengguna kursi roda setelah turun dari pesawat. Pada saat mengantri untuk imigrasi, ia pingsan saat dipapah Asmia, lalu dibawa ke klinik bandara.

Di klinik bandara, Hadia mengalami henti jantung, juga henti napas. Paramedik coba melakukan CPR, namun tidak berhasil. Ia dinyatakan meninggal sekitar pukul 15.04 waktu Arab Saudi di Klinik Bandara.

Asmia nampak terpukul selepas kematian ibunya dipastikan dokter bandara. “Mamakku… Mamakku…” raungnya di atas kursi roda saat didorong keluar dari Gerbang Zero Bandara AMA.

Ia kemudian diantarkan ke bus untuk berkumpul dengan keluarganya oleh Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat. Di dalam bus, anggota rombongan lainnya membacakan Alfatihah untuk almarhumah serta mencoba menenangkan Asmia. Tak sedikit juga anggota rombongan itu yang ikut menangis bersama Asmia. Mereka meyakinkan, Asmia sudah lunas menunaikan tugas mengantarkan ibundanya ke Tanah Suci.

Arsyad Hidayat mengatakan, terkait kematian seperti yang dialami Hadia, pihak Muassasah Adilla dari Arab Saudi yang akan melakukan prosesi pemakaman. “Nanti mereka menyampaikan surat meminta kita mengikhlaskan proses pemakaman di Tanah Suci,” kata Arsyad di Bandara.

Jenazah dibawa ke RS Arab Saudi sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Sertifikat kematiannya terbit tak lama kemudian. Sebelumnya, seorang jamaah Embarkasi Jakarta-Pondok Gede Sukardi (59), wafat saat sedang melaksanakan shalat Ashar di Masjid Nabawi pada Rabu (18/7). (*)

× How can I help you?