Scroll Untuk Membaca Artikel
Opini

Kitab Kuning dan Masa Depan Bangsa

×

Kitab Kuning dan Masa Depan Bangsa

Sebarkan artikel ini
Khairul Umam Shaf

Berbicara soal kitab kuning, sebenarnya tidak bisa lepas dari santri dan pesantren. Karena kitab kuning ini lazim diterapkan sebagai kurikulum pesantren. Dan kurikulum ini tidak mengenal usia tetapi pada tingkat penguasaan santri terhadap kitab. Jadi santri bisa dibilang sudah naik ke tingkat kitab yang lebih tinggi apabila oleh kiainya sudah dinyatakan khatam dan dipandang telah mampu tanpa memilah-milah usia.

Santri dan pesantren adalah sosok yang sangat berjasa besar dalam pembangunan bangsa di negara ini. Sebab sejarah mengatakan bahwa pembangunan negara kesatuan Republik Indonesia tidak bisa lepas dari perjuangan Ulama dan para santri. Bahkan penyebaran agama islam di tanah Nusantara ini banyak disebarkan oleh para Ulama yang notabene pernah nayantri seperti Syeikh Maulana Malik Ibrahim ( Sunan Geresik), Raden Rahmat, (Sunan Ampel), Raden Maulana Maqdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syaikh Syarifuddin (Sunan Drajat),  Raden Paku (Sunan Giri), Syaikh Ja’far Shodik (Sunan Kudus), Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga), Raden Umar Saed (Sunan Muria), dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).Nama-nama tersebuat adalah pejuang yang sudah tidak asing lagi dalam penyebaran islam khususnya di tanah jawa dan sejarah biasa mengenal beliau semua sebagai “Wali Songo.” Di samping itu terdapat pula para Ulama yang ikut andil dalam penyebaran Islam di Nusantra, seperti Syaikh Abdurrauf As-Singkili, Syeikh Bentong, Syaikh Yusuf Al-makasari, Syeikh Abdul Muhyi, Syeikh Hamzah Fansuri, Syeikh Muhammad Arsyad Banjar, dan Ulama-ulama yang lainnya.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Bahkan dalam sejarah kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia juga tidak bisa lepas dari perjuangan Ulama dan santri. Terbukti dengan adanya Resolusi Jihad Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Jombang dengan datangnya lagi pasukan sekutu ke Surabya untuk menguasai kembali Indonesia sehingga meletuslah peristiwa 10 November di Surabaya. Dan perjuangan perjuangan Ulama yang lainnya seperti Tuanku ImamBonjol, Pangeran Deponogoro merupakan bukti kongkrit kiprah para santri.Dengan bagitu, sangatlah jelas bahwa peradaban bangsa ini dibangun oleh banyak Ulama dan para santri. Dengan kata lain, berbicara soal bangsa ya juga berbicara soal santri dan pesantren. Berbicara soal santri dan pesantren berarti berbicara soal kitab kuning. Kenapa kitab kuning? Karena kitab kuning telah biasa dijadikan rujukan para santri dalam kehidupan sehari-hari.

Bila para ulama kita terdahulu telah berhasil mengislamkan hampir seluruh tanah Nusantara ini. Bila para ulama kita terdahulu telah berhasil membangun bangsa ini sebagai bangsa yang sopan, santun, adab dalam berbicara, adab dalam bertindak. Bila para ulama terdahulu kita berhasil membangun konsep Nasionalisme dengan cinta tanah air yang dibuktikan dengan terlibatnya para ulama dansantri dalam perang kemerdekaan Indonesia. Mengapa kita sekarang tidak bisa mengatakan bahwa peradaban bangsa Indonesia ini sangat ditentukan dengan ulama dan para santri yang pijakan utamanya adalah Kitab Kuning.

Dan yang paling penting dari santri itu adalah etikanya, Akhlakul Karimahnya. Betapapun pintar, dan hebatnya seseorang tetapi bila tidak ditopang dengan Akhlakul Karimah akan menjadi tidak berarti bahkan keberadaannya bisa menjadi malapetaka. Kenapa? Karena rusaknya alam, pelanggaran hukum semisal masih suka menebar kabar bohong, pengumpat, merasa paling benar, suka mengadu domba,Ujaran kebencian yang sering digembar-gemborkan di medsos, suka mengumbar janji-janji palsu, penebar hoaks dan semacamnya adalah akibat dari rusaknya moralitas bangsa. Bisa dibayangkan bila negeri ini kedepannya diisi oleh orang-orang yang buruk perangainya itu apa jadinya bangsa ini? Hancur, berantakan, permusuhan, kebencian,kesewenang-wenangan sudah dipastikan hadir disitusehingga memilki konsekwensi negara tidak aman, dan rusaknya peradaban bangsa. Jika bagitu, masa depan bangsa ada di tangan siapa? santri yang memegang teguh prinsip Akhlakul Karimah, dan identik dengan kaum sarungan atau Segerombolan manusia yang memiliki perangai tercela?.

Sumenep, 29 Agustus 2018.

× How can I help you?