Scroll Untuk Membaca Artikel

KSOP Kalianget Sebut Tiga Hari Lagi Cuaca di Perairan Sumenep Mulai Normal

×

KSOP Kalianget Sebut Tiga Hari Lagi Cuaca di Perairan Sumenep Mulai Normal

Sebarkan artikel ini
IMG 20180129 WA0020

SUMENEP, Limadetik.com – Plt Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, Nanik Trisuryani memprediksi tiga hari lagi cuaca di perairan setempat mulai normal.

Baca: Dua Pekan Tertahan di Pelabuhan Kalianget, Warga Kepulauan Hanya Bisa Pasrah

“Berdasarkan preksi BMKG (Badan Meteorologi, Klomatologi dan Geofisika) cuaca buruk ini akan terjadi sampai 31 Januari 2018,” katanya, Senin (29/1/2018).

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Akibat cuaca buruk, ratusan warga yang hendak menuju sejumlah wilayah kepulauan tertahan di Pelabuhan Kalianget. Sebab KSOP tidak mengeluarka surat ijin pelayaran demi menjaga keselamatan para pemumpang.

Kapal yang tidak berlayar dengan berbagai rute pelayaran, seperti Pelabuhan Kalianget – Jangkar Situbondo, Pelabuhan Kalianget – Pulau Masalembu, Pelabuhan Kalianget – Bawean dan juga Pelabuhan Kalianget Kangean.

“Kapal akan berlayar ketika cuaca mulai membaik. Tinggi gelombang saat ini antara 2 hingga 4 meter,” terangnya.

Pihaknya hanya menghimbau supaya warga yang akan berlayar untuk bersabar. Karena dengan tingginya gelombang seperti itu, cukup membahayakan keselamatan warga yang memaksakan diri beraktifitas di lautan.

Guna membantu meringankan beban hidup warga yang menunggu pemberangkatan kapal, Nanik sudah memberitahu kepada pemerintah daerah. “Kami sejak Jum’at lalu sudah memberitahu kepada Dinas Perhubungan dan juga Dinas Sosial. Agar warga ini mendapat bantuan konsumsi,” tukasnya.

Sebelumnya, salah satu warga asal Pulau Masalembu, Sugiono (48) mengungkapkan dirinya telah lima hari tertahan di Pelabuhan Kalianget. Dia tidak bisa berbuat banyak karena tidak berangkatnya kapal motor tujuan Masalembu murni faktor cuaca buruk.

“Saya sudah lima hari. Warga yang lain ada yang sudah sepuluh hari tertahan disini,” terangnya.

Cuara buruk ini menambah beban baru bagi warga yang akan menuju ke kepualan. Selain biaya transportasi, mereka menanggung beban hidup sendiri selama ada di pelabuhan. Sebab hingga kini masih belum ada bantuan konsumsi dari pemerintah daerah.

“Tempat tinggal sementara ini cukup nyaman dan gratis. Hanya saja belum ada bantuan seperti halnya makanan kepada warga yang menunggu berangkatnya kapal,” imbuhnya. (hoki/rud)

× How can I help you?