Scroll Untuk Membaca Artikel

Oknum Puskesmas di Bangkalan Diduga Melakukan Pungli Kepada Pasien

×

Oknum Puskesmas di Bangkalan Diduga Melakukan Pungli Kepada Pasien

Sebarkan artikel ini
IMG 20171207 143925

BANGKALAN, Limadetik.com – Baru selesai melaksanakan kegiatan Satgas Pungli di internal pemerintah kabupaten Bangkalan, kini langsung terjadi Pungutan liar (Pungli) di Puskesmas Kecamatan Geger. (05/12/2017).

Pungli itu terjadi ketika Rohimah mau melahirkan anak pertamanya, Namun sampai ditengah perjalanan Rohimah melahirkan diatas mobil pickup yang ia tumpangi pada pukul  24.00 Wib.Setibanya di puskesmas sekitar pukul 01.00 Wib.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Sesampainya di Puskesmas Rohimah dilakukan pemotongan Ari-arinya dan merawat Rohimah selayaknya. Sekitar pukul 06.00 Wib. Jumat (24/11/2017) Adik kandung Rohimah melakukan pembayaran biaya persalinan Rohimah diloket, diketahui jumlah besaran Biaya Persalinan Rp. 200.250.

Namun, salah satu perawat Puskesmas masuk ke kamar Dimana Rohimah dirawat dengan masih meminta biaya Sebesar Rp. 600.000 yang tidak memberikan penjelasan untuk apa uang Rp. 600.000 itu dikamar dimana ia dirawat.

“Bu Ibu Lina masih minta uang lagi ke saya katanya disuruh Bu Sofi,” Ucap Rohimah ketika diminta keterangan.

Sedangkan adik Rohimah, Abdurrahman yang juga pengurus karang taruna Desa Dabung, Kecamatan Geger memberikan keterangan Bahwa Bu Sofi sempat menelfon dirinya untuk diberikan nota pembayaran sebesar Rp 600.

“Ya jawabannya hanya disuruh ke kantornya, katanya mau tak buatkan nota,” kata Abdurrahman.

Berdasarkan keterangan dari warga setempat, Bu Sofi merupakan kepala kebidanan di puskesmas Geger, yang dulunya pernah menjabat sebagai Bendahara Puskesmas Geger.

Sementara itu ketika di mintai keterangan Kepala Puskesmas Geger, Aris Budiardjo menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman antara pihak keluarga dan petugas Puskesmas.

lebih jelasnya, Aris uang yang sudah dibayarkan di loket pembayaran merupakan uang untuk biaya pengobatan dan sudah tertera dalam nota yang diberikan oleh petugas.

Di ruang kamar Rohimah masih dimintai uang sebesar Rp 600 ribu hanya untuk uang jaminan biaya pemotongan Ari-ari dan lainnya. Sebab, Kata Aris, Rohimah belum memiliki KTP dan KSK Bangkalan.

“Kalau Rohimah memiliki KTP asli sini kita bisa menggratiskan biaya persalinan, uang 600 ribu itu kita akan kembalikan dengan syarat keluarga Rohimah melampirkan KTP dan KSK nanti kita akan masukkan ke Jampersal dan itu gratis,” jelasnya.

Sementara itu kata Aris uang Rp 600 ribu merupakan biaya persalinan normal. ” Nah uang itu menjadi jaminan jika Jampersal sudah selesai maka kita kembalikan,” tandasnya (hl/yd)

× How can I help you?