Scroll Untuk Membaca Artikel

Seorang Anak Yang Hidup Tanpa Tangan Kanan

×

Seorang Anak Yang Hidup Tanpa Tangan Kanan

Sebarkan artikel ini
BB4BE840 E851 40DE B244 0D9F062D6711

Oleh: Syakur Turiys

ARTIKEL,Limadetik.com – Kisah nyata dan cerita seorang anak kecil yang hidup tanpa tangan kanan sebutlah dia MARMOT
Dia berasal dari desa yg terpencil.
sejak berumur 2Thn orang tuannya pisah, dia hanya tinggal bersama ibu, nenek, dan bibiknya.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Beberapa bln kemudian Ibunya Marmot kawin lagi dengan pria si keras kepala sebutlah (Marje’i),dia hanya menangis dengan kejadian itu,mungkin dia tidak mau hal itu terjadi tapi apalah daya kalau takdir sudah menentukan hal itu terjadi.

Suatu ketika ibunya meninggalkan marmot sama nenek dan bibiknya dengan alasan ibunya ikut suami ke desanya, dia hanya menangis lagi, tidak bisa berbuat apa-apa.
Dia hanya berdoa kepada allah
ya tuhan apa salah dan dosaku sehingga orang tuaku meninggalkan aku.

Tiba saat nya Marmot masuk SD setiap hari dia jalan kaki bersama teman-temannya sampai kelas 5 SD. pada ketika ada pemilihan kepala desa semuanya berbondong bondong pergi untuk mencoblos hanya saja dia bersama temannya yg tidak mencoblos karna masih kurang umur, setelah pemilihan ada konflik antara pihak keluarga marmot sama pihak lembaga, setelah itu marmot di pindahin sekolah sama keluarganya, dia hanya bedoa lagi ya tuhan cobaan apa lagi yg di berikan kepada hamba yang tidak berdaya ini.

Setelah itu, karna marmot di tetapkan untuk pindah sekolah, maka ia mencari teman baru untuk membangun relasi.dua tahun kemudian dia mengikuti Ujian Nasional di pondok pesantren, selesai ujian, beberapa hari kemudian dia di nyatakan lulus, dia langsung sujud syukur atas kelulusan yang di berikan oleh allah.

Suatu ketika di sekolahnya akan melaksanakan wisuda,dia bingung siapa yg mau di jadikan pendamping ketika penerimaan ijazah nanti, tidak mungkin dia meminta bapaknya untuk mendampingi saat penerimaan ijazah karena bapaknya dia sudah bertahun- tahun meninggalkan dia.
Dengan seiringnya waktu ia berpikir siapa yang mau di jadikan pengganti bapaknya nanti?

Dia merenung sambil diam dengan seribu kata akhirnya dia meminta kakak iparnya untuk menjadikan pengganti bapaknya sebutlah (DeDeng) dia pun di dampingi kakak iparnya untuk penerimaan ijaza, dia merasa bahagia walaupun bukan orang tuanya yg mendampingi.

Sampai pada saat dia masuk bangku SMP mulailah dia agak dewasa semuanya di kerjakan demi mendapatkan uang untuk membeli kebutuhannya, disisi lain dia di bantu sama nenek dan bibiknya sebutlah (H. azizah & marlena) karena nenek dan bibiknya benar-benar peduli pada marmot, akhirnya dia berdoa ya tuhan jangan kau ambil nenek dan bibikku sebelum kau ambil aku.

Tiga tahun kemudian dia mengkuti Ujian Nasional (UN), beberapa hari kemudian setelah selesai UN ada pengumuman kelulusan akhirnya marmot di nyatakan lulus, dia lansung sujud syukur lagi atas apa yang diberikan oleh allah.

Seiring dengan berputarnya waktu tiba tiba di sekolahan marmot mengadakan wisuda untuk merayakan kelulusan anak- anak didiknya. dia kebingungan lagi siapa yg mau di jadikan pendamping ketika penerimaan ijazah nanti, mau meminta kakak iparnya ada di negeri jiran, kakek sudah meninggal saat dia baru lahir, pamannya sibuk bekerja diluar, bapak tirinya, dia tidak begitu suka pada bapak tirinya, dia diam lagi dengan seribu kata akhirnya dia meminta temannya dan ibunya sebutlah temannya (johan).dia berdoa lagi sambil meneteskan air mata ya tuhan…kenapa hidupku tidak seindah teman temanku yang lain, ya tuhan……. kapan aku seperti teman temanku yang selalu di dampingi orang tuanya saat hari kebahagiannya,
ya tuhan….ketika aku wisuda nanti berikan kesadaran untuk orang tuaku agar bisa mendampingiku saat hari kebahagianku.

Setelah lulus SMP ia mempunyai keinginan untuk kursus MATEMATIKA di suatu daerah sebutlah (Kota bukih) tapi dia bingung dapat uang dari mana untuk pendaftarannya dan untuk biaya hidupnya selama 1 bln, mau minta sama bapaknya tidak mungkin karena sudah tidak mengurusi dia lagi, mau minta sama ibunya dia takut sama suaminya akhirnya dia meminta sama nenek dan bibik nya dan dia pun di kasih.

Dia berdoa sambil meneteskan air mata lagi ya tuhan….. mau balas apa hamba pada kedua bidadari terhebatku ini dari kecil sampai hamba besar seperti ini hanya bidadari hebatku ini yg merawat dan memfasilitasi kebutuhanku. Akhirnya ia pergi kesuatu tempat untuk kursus MATEMATIKA, satu bulan dia ditempat kursus akhirnya dia pulang, ketika sampai di rumahnya ternyata kakak iparnya sudah pulang dari negeri jiran dan dia langsung bincang – bincang sedikit.

Setelah bangun tidur kakak iparnya memanggil, dia menghampirinya ternyata kakak iparnya meminta untuk mondok, dia hanya diam tanpa kata kakak iparnya berulang- ulang menyuruh untuk mondok akhirnya dia hanya menundukkan kepala, dalam hatinya dia berkata mungkin dengan jalan ini aku bisa membahagiakan orang tua dan menjadi contoh pada adik adik ku nanti.

Beberapa hari setelah kakak iparnya menyuruh dia mondok akhirnya ibu,nenek, dan bibiknya di kumpulkan ternyata ketika ditanya semuanya pada setuju, ke esokan harinya semua keluarga marmot berbondong bondong untuk mengantarkan dia.

Dengan berputarnya waktu yang begitu cepat, jam menunjukkan pulul 5.00 dan takmir masjid pun mengaji, dia bingung tanpa kata sambil meneteskan air mata karena belum terbiasa berada di penjara suci (pondok), setelah itu teman-temannya melihat marmot yang lagi bingung seperti tertusuk asmara cinta hihihi akhirnya salah satu teman sekamarnya sebutlah (brayen) mengajak mandi ke sungai, dia hanya diam sambil mengkuti langkah temannya.

Setelah selesai mandi dari sungai dia siap-siap berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah selesai shalat berjamaah dia langsung turun dari masjid menuju kamarnya karena kebetulan malam itu malam jumaat jadi, biasanya di pondok itu libur kalau malam jumaat.

Satu bulan dia di pondok akhirnya ada kiriman akbar ia hanya diam walaupun semua santri dikirim karena dia tidak tau, kalau di pondok biasanya ada kiriman akbar setelah itu dia langsung menuju warnet pondok untuk telpon keluarganya, selesai telpon dia berdoa.”ya tuhan semoga yang kirim nanti ibu dan bapakku. ded ded ded ded…….bunyinya sepeda motor ternyata ibu dan kakak iparnya yang kirim dia “

Saking bahagianya marmot langsung memeluk ibunya sambil berkata dalam hatinya alhamdulillah ya allah kau telah mengabulkan doaku walaupun ibu tidak bersama bapakku.

Setelah itu marmot bincang-bincang sama ibunya sambil ketawa-ketawa karena saking bahagianya.
Jam menunjukkan sudah siang ibunya langsung pamit dan marmot langsung masuk kedalam kamarnya.

Beberapa tahun kemudian marmot sudah masuk kelas 3 MA, biasanya sudah memasuki masa – masa pengabdian tanpa terasa marmot kaget, dan bingung. Dalam hatinya berkata kalau suatu hari nanti saya ditugas, mau ngajar apa sedangkan saya tidak tau apa apa Lalu marmot sering minta arahan pada teman- temannya yang sudah ada di pengabdian,temannya berkata sebutlah (Arif) jangan ambil pusing santai aja asalkan sebelum ngajar khususon (dalam bahasa madura) kepada pengasuh dan orang tuanya insya semuanya akan berjalan denagn sendirinya.

Beberapa bulan kemudian semua santri kelas 3 disuruh berkumpul di aula lantai 3 untuk pengambilan surat buat orang tuanya akhirnya semua santri kelas 3 berbondong bondong menuju aula sambil teriak dan lari karena saking bahagianya sudah mau keluar dari penjara suci (pondok). Lalu, semua santri kelas 3 masuk kedalam ruang aula sambil mendengarkan sepatah dua kata dari Ustadz sebutlah (Herman).
dan si ustadz mengumumkan siapa aja yang akan menerima surat buat orang tuanya, otomatis kalau sudah dapat surat berarti dia ditugas.

Ustadz mulai memanggil satu persatu nama namanya yang dapat surat, tiba2 marmot tidak dapat surat, dia bingung mau ngomong apa kalau sampai tidak di tugas, dia langsung konfirmasi ke ustadz ternyata semua itu hanya kesalahan dari pihak yang bertanggung jawab, selepas itu dia dapat surat, akhirnya dia lari menghampiri temannya untuk mengatakan bahwa dia bakalan di tugas walaupun tidak tau mau di tugas kemana yang penting ditugas karena salah satu temannya pernah bilang intinya di tugas masalah nanti yang penting kita sering kirim fatehah ke orang tua dan pengasuh.
Akhirnya dia berdoa lagi sambil meneteskan air mata.

Ya tuhan semoga keluargaku ikut semua kesini untuk melihat hari kebahagianku, terutama bapakku karena selama ini bapakku tidak pernah ada di hari kebahagianku.

Hari berganti hari
Siang berganti malam
Malam berganti siang
Tiba-tiba jam menunjukkan pkl 6. Semua santri yang mau tugas mulai siap-siap, marmotpun demikian, akhirnya keluargannya datang kepondok utuk melihat hari kebahagian marmot, ia melihat kekiri kekanan mencari muka bapaknya ternyata dia tidak bisa datang lagi, ia hanya berdoa dalam hatinya sambil meneteskan air mata walaupun hari kebahagiannya
Ya tuhan kenapa bapak tidak pernah ada dihari kebahagianku, kesalahan apa yang aku perbuat kepada bapakku sehingga dia tidak pernah ada di hari- hari kebahagianku.
Ustadz mengumumkan bahwa semua guru tugas (GT) dan penanggung guru tugas (PJGT) disuruh berkumpul di masjid akhirnya semua GT dan PJGT berbondong-bondong ke dalam masjid, setelah itu ustadz memanggil penanggung jawab guru tugas satu persatu untuk membawa guru tugasnya, akhirnya PJGT yang sudah bertemu GTnya langsung keluar dan sowan pada pengasuh marmotpun demikian.

Satu tahun dipengabdian(tugas) dia dipasrahkan kembali kepondok oleh penanggung jawabnya(PJGT) setelah dipasrahkan dia langsung mengambil rekomendasi untuk mengambil ijazah akhirnya setelah dapat ijazah dia langsung pulang kerumahnya didesa terpencil yang penuh derita dan kebahagian.
Ketika berada di rumahnya dia berpikir mau kemana, kuliah atau kerja?

Dia akhirnya memutuskan untuk kuliah walaupun tanpa pamit pada keluarganya, setelah itu dia langsung menghunbungi teman tugasanya sebutlah( ruji), karena ruji teman tugasannya tadi mau kuliah, setelah menghubungi teman dia langsung pamit pada bapak, ibu, nenek,dan bibiknya mau kuliah, ternya keluarganya tidak begitu mendukung karena salah satu keluarganya bilang bahwa biaya kuliah itu mahal, tapi dia berkometman bahwa tetap mau kuliah, akhirnya dia langsung kepondok sama temannya(ruji) untuk daftar jalur SBMPTN BIDIKMISI ternyata tidak bisa harus lewat jalur SBMPTN REGULER setelah itu temannya(ruji) memutuskan tidak mau kuliah kalau bukan BIDIKMISI karena dia bilang dapat uang dari mana kalau bukan BIDIKMISI, marmot tetap pada kometmannya bahwa mau kuliah akhirnya dikasih kontak telpon temannya yang ada di UNIVERSITAS sebutlah (bajil), dia lansung menghubungi bajil bahwa tetap mau kuliah walaupun bukan bidikmisi.

Beberapa hari kemudian dia langsung ke universitas tempat bajil kuliah untuk daftar SBMPTN karena tidak tau kalau daftar di rumahnya lewat hp android juga bisa,setelah sampai di universitas ternyata dipasrahkan ketamannya sebutlah (mas) sama bajil dan nginap dikontrakannya, ke esok harinya dia dan mas langsung ke warnet untuk daftar sbmptn, setelah selesai dia langsung pamit pulang kerumahnya.

Hari demi hari ia telah lewati dirumahnya!
Akhirnya bajil telpon bahwa tes sbmptn H-3 hari, lalu dia pamit pada keluargannya bahwa mau tes sbmptn, ded ded ded ded ded dia berangkat menuju kontrakan bajil, sampai di kontrakannya bajil ke esok harinya dia di antarkan ke bescame forum pondoknya agar berkumpul sama teman-temannya untuk latihan tes sbmptn , kebetulan marmot dan bajil sama-sama satu pondok. Setelah selesai tes sbmptn ke malam harinya sekitar jam 4.00 dia dan teman-temannya di anterin dan dijemput sama MAS dan temannya sebutlah (Aizi) ketempat yang telah ada di sbmptn, kebetulan Mas sebagai kordinator di forum pondoknya, setelah pulang dari tempat tesnya dia lansung pulang kerumahnya.

Beberapa hari kemudia ada pengumuman kelulusan ternyata marmot bersama teman temannya tidak ada yang lulus,dia langsung bingung mau kuliah atau tidak, akhirnya dia tetap pada kometmannya bahwa dia tetap mau kuliah lalu dia langsung telpon bajil untuk minta solusi, dia(bajil) langsung memberikan solusi bahwa kalau di kampus ini mahal karena negri beda dari suasta, akhirnya marmot minta tolong lagi pada bajil suruh cariin kampus walaupun suasta ternyata ada temannya bajil yang kuliah di suasta sebutlah (rai) lalu marmot di daftarin disana.

Malam berganti siang!
Siang berganti malam!
Hari-hari sudah lewati bersama keluarganya
Tiba-tiba HP marmot bunyi
Krening krening krening
Ternyata telpon dari bajil, dia langsung angkat telponya dan dia(B) bilang bahwa ada jalur mandiri yang murah dia dapat informasi dari teman kampusnya sebutlah (ubet), biayanya sama dengan kampus temannya yang suasta tapi D3 dia langsung menyatakan sikap bahwa dia mau ngambil yang D3 akhirnya dia langsung pamit ke ibu,nenek,dan bibiknya bahwa mau daftar kuliah jalur mandiri yang uang kuliahnya Rp segini akhirnya orang tuanya kaget dan berkata, kalau emang kamu benar-benar mau kuliah tidak papa ambil saja, aku carikan pinjaman dulu tapi kamu coba pamit pada bapakmu mungkin dia bisa bantu separuhnya.

Kemudian dia langsung pamit pada bapaknya dan minta bantuannya ternyata bapaknya bilang, buat apa mau kuliah kalau tidak punya uang, lebih baik kerja saja ke Malaysia biar tidak nyusahin orang tuanya.
Dia hanya berdoa sambil meneteskan air mata

Ya tuhan sampai kapan hidupku seperti ini, kenapa bapak tega mengatakan seperti itu pada anaknya sendiri.
Akhirnya dia langsung mengatakan pada ibu,nenek, dan bibiknya bahwa bapaknya hanya bilang seperti itu, lalu orang tuanya cariin dia pinjaman ke tetangganya sebutlah (misan) akhirnya tetangganya ngasih pinjaman pada orang tuanya marmot, ke esok harinya dia mau berangkat ke kampus untuk daftar mandiri dia bingung mau naik apa?

Akhirnya dia lansung kerumah pamannya saudara ibunya sebutlah (effendi) untuk pinjam sepeda motor, kebetulan yang punya sepeda motor lengkap hanya pamannya lalu dia bilang pada pamannya bahwa mau pinjam sepeda motornya ternyata pamannya hanya marah-marah tidak dikasih dia langsung bilang pada ibunya bahwa tidak dikasih lalu ibunya berkata ya sudah jangan pinjam naik angkot saja dulu nanti kalau ada uang tak beliin akhirnya dia hanya menundukkan kepala dan berdoa dalam hatinya sambil meneteskan air mata
Ya tuhan kenapa aku terlakhir didunia yang sekejam ini sehingga semuannya tidak ada yang peduli dengan keadaanku.

Hari berganti hari!
Siang berganti malam!
Malam berganti siang!
Putaran jam begitu cepat sehingga menunjukkan pkl 7 pagi akhirnya dia berangkat kekampus untuk daftar kuliah jalur mandiri setelah sampai di kampus dia langsung masuk ke ruangan BAAK sama teman kampusnya bajil, tiba-tiba bajil datang dan langsung masuk ke ruangan BAAK dan meminta brosur kepada pihak BAAK lalu temannya nunggu diluar, sesudah selesai daftar marmot besama bajil dan temannya balik menuju warung makan, lalu bajil meminta temannya untuk bicara 4 mata di belakang warung makan, selesai dari belakang temannya bajil langsung balik tidak tau kemana, akhirnya bajil bilang pada dia bahwa uang kuliahnya tidak sampai segitu, ternyata dia di manfaatkan oleh temannya, dia hanya diam dan berdoa dalam hatinya.
Ya tuhan coba apalagi yang engkau berikan padaku sehingga orang-orang membenciku dan memanfaatku apasalaku pada mereka, setelah itu bajil langsung mengajak dia kekontrakannya untuk istrahat, akhirnya dia istrahat disana.

Hari berganti hari!
Bulan bergati bulan!
Siswa berganti mahasiswa!
Santri berganti mahasantri!
Kehidupan mulai berubah dengan nakalnya angin malam yang merasupi jiwaku. Hihihi
Beberapa bulan kemudian ada di kampus akhirnya ada ujian akhir semester (UAS), setelah selesai uas beberapa hari dia bingung dapat uang dari mana yang mau bayar uang kuliah nanti, dia pun bilang pada ibu,nenek, dan bibiknya ternyaata semuanya pada bingung karena sama-sama tidak punya uang, lalu dia coba tanya pada teman lamanya sebutlah (ary) tenyata sama temannya dikasih pinjaman tapi masih kurang, lalu kurangnya dia coba tanya lagi bapaknya, ternyata bapaknya sama aja yg dikatakan waktu dia pertama mau daftar, setelah bapaknya mengatakan seperti itu dia hanya diam sambil berpikir dapat uang dari mana kurangya. Lalu dia berdoa lagi
Ya tuhan sesulit inikah kehidupanku. Dia coba tanya lagi pada bibiknya pada akhirnya bibiknya ada, ke esok harinya dia langsung balik lagi kekampus untuk bayar uang kuliahnya. Setelah bayar uang kulia dia bicara dalam hatinya bahwa dia ingin daftar sbmptn lagi agar tidak terlalu membebankan orang tuannya.

Beberapa bulan kemudian ada pembukaan sbmptn dia langsung daftar tampa ngasih tau pada orang tuanya, dia langsung minta uang pada bajil karena yang sering membantu dia adalah bajil dan dia di kasih sama bajil dia lansung minta tolong pada temannya suruh bayarin uang pendaftaran, lalu temannya langsung berangkat menunju teller bank.

Beberapa hari kemudian dia mau tes sbmptn dia bingung mau ngajak siapa karena dia tidak punya sim dan tidak tau jalan kota?
Mau berangkat sendiri dia tidak punya SIM dan tidak tau jalan kota, dia pun memutuskan ngajak temannya yang punya sim dan tau jalan kota sebutlah (hamna), lalu dia mengantarkan ketempat dimana dia tes sbmptn, setelah selesai dia berdoa sambil pulang. “Ya tuhan semoga aku diterima dan bisa mengurangi beban orang tuaku.”

Beberapa hari ada pengumuman sbmptn dan dia diterima, dia langsung berdoa pada allah atas apa yang telah diberikan.
Terima kasih ya allah kau telah mengabulkan doa dan kau telah mengurangi beban orang tuaku.

Debbie Glasser mengatakan:
Bahwa perasaan sedih adalah sesuatu hal yang tidak umum,bahwa menangis bukanlah hal yang baik dan tepat di saat emosional sudah tak terbendung, sedangkan menangis sendiri merupakan ekpresi dari emosi tertentu yang setiap manusia pasti miliki.
Orang tua yang tidak peduli dengan perasaan anak yang mereka pentingkan adalah perasaan dirinya sendiri. Orang tua cenderung memaksakan apa yang mereka inginkan terhadap anak. Sehingga, anak tidak dihargai sama sekali. Orang tua marah jika anak menyakiti perasaan nya. Tapi mereka akan seenak saja bertindak dan berprilaku yang bisa menyakiti perasaan anak. (tim)

 

Cerita diatas adalah kisah nyata yang dialami seorang penulis

× How can I help you?