SUMENEP, Limadetik.com — Genangan air yang sering menjadi permasalahan saat musim hujan tiba khususnya di wilayah perkotaan Sumenep, Jawa Timur akhirnya dapat ditemukan solusinya oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Perumahan Rakytat Kawasan Pemukiman (PRKP) dan Cipta Karya.
Selama ini masyarakat Kota Sumenep saat musim hujan tiba selalu menilai sebuah genangan air adalah banjir yang menjadiancaman bagi warga. Dan atas dasar inilah Dinas PUPRKP dan Cipta Karya Kabupaten Sumenep terus mengamati perkembangan debit air yang sering jadi masalah hingga akhirnya beberapa konsep pun menjadi kajian untuk sebuah penanganan banjir.
Kepada Dinas PUPRKP dan Cipta Karya Sumenep Ir. Bambang Irianto mengatakan ada beberapa drainase untuk dijadikan normalisasi, dan diantara drainase yang sudah dikerjakan yaitu drainase Jalan Raya Gapura menuju kali patrian dimana anggarannya mencapai Rp. 650 juta, disamping pembangunan saluran drainase yang ada di lokasi Jalan Kartini, Jalan Jati Emas menuju kali patrian dengan penggunaan anggaran sekitar Rp. 4 milliar dan kesemua itu saat ini sudah hampir rampung pekerjaannya.
“Ke 4 drainase itu pekerjaan nya sudah hampir rampung semua, jadi kita tinggal tunggu penyelesaiannya, dan kalau nanti semuanya sudah selesai maka kami yakin debit air yang biasanya selama ini tinggi saat hujan turun dan menjadi genangan dan biasa disebut warga banjir, nanti mengalirnya akan terpecah dua tidak lagi semuanya mengalir ke kali marengan tapi juga mengalir ke kali patrian” paparnya saat meninjau langsung ke lapangan Senin, (16/7/2018).
Menurut mantan Kadisbudparpora sumenep, selama ini terjadinya banjir akibat dari aliran air saat hujan hanya di arahkan ke kali marengan hingga membuat kali marengan itu sendiri tidak mampu menampung deras dan tingginya kiriman air dari beberapa arah di kota sumenep.
“Terjadinya genangan air di wilayah kota sumenep selama ini, itu dikarenakan kali marengan tidak muat menampung kiriman air saat hujan, sebab selama ini Kabupaten Sumenep jika musim hujan hanya bisa mengandalkan kali marengan saja sebagai pembuangan air hujan dari arah kota dan sekitarnya” ungkap Pria berkumis ini.
Sementara itu untuk pekerjaan proyek normalisasi ini Bambang menjelaskan akan segera selesai paling lambat awal bulan oktober nanti atau diperkirakan sebelum musim hujan tiba, “Jadi memang pekerjaan ini kita kebut tapi tetap dengan kwalitas yang terjamin, sebab kami menghindari waktu hujan tiba” tukasnya.
Selain itu pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Sumber Daya Air (SDA) agar banjir bisa teratasi saat musim hujan tiba disamping pihaknya juga sudah membentuk 25 orang tim setiap harinya membersihkan drainase yang sering penuh dengan sampah.
“Pihak kami terus dan sudah melakukan koordinasi dengan Dinas SDA dalam penanganan banjir di wilayah perkotaan. Sebab penanganan banjir ini harus ada sinergiritas antar OPD, jadi di Dinas menangani masalah Drainase, sedangkan di SDA masalah penyerapan airnya. Kita telah membagi tim ini menjadi dua kelompok, dari pukul 07.00 Wib hingga 12.00 Wib ada 12 orang yang akan membersihkan drainase, sedangkan sisanya sebanyak 13 orang bekerja dari pukul 12.00 Wib hingga pukul 16.00 Wib untuk melakukan pembersihan,” pungkasnya.
Ia juga berharap agar masyarakat sadar tidak lagi suka membuang sampah ke kali apa lagi ke drainase, sebab selama ini yang menjadi salah satu penyebab genangan air terjadi saat hujan turun dan yang selalu dikeluhkan banyak nya tumpukan sampah yang dibuang sembarang tidak pada tempatnya. (yd)