Limadetik.com – Bismillahirrahmanirrahim. Mari sejenak kita luangkan waktu untuk merenung menyongsong datangnya bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba. Di tengah hiruk pikuk perpolitikan negeri kita saat ini, supaya tidak melulu mata melotot pada carut marutnya kondisi hari ini. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan diri menjadi lebih baik.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Artinya kebaikan yang diperoleh di bulan Ramadhan ini amatlah banyak; melimpah ruah. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa. Dan di bulan ini pulalah Kitab Suci Al-Qur’an diturunkan. Allah SWT berfirman, yang artinya, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu.” (QS. Al-Baqarah: 185).
Menurut Imam Ibnu Katsir Allah SWT memuji bulan Ramadhan ketimbang bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan Ramadhan ini adalah bulan diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an.
Dengan bagitu bulan Ramadhan ini adalah bulan yang sangat penting untuk diperhatikan. Bulan bonus besar- besaran. Hanya orang-orang yang kurang cukup akal saja yang tidak berlomba-lomba dalam kebaikan di bulan suci ini. Kenapa bagitu? Mari kita lihat perumpamaan berikut.
Misal, ada orang ingin beli HP dengan merk tertentu, di tempat tertentu, dan dengan harga tertentu pula. Diketahui, pada waktu tertentu, ada bonus besar yang jauh lebih besar ketimbang waktu-waktu yang lain. Yaitu berupa beli HP dua dapat bonus satu ato dua Hp. Kira-kira anda akan pilih waktu yang mana untuk membeli HP tersebut? Tentu anda akan pilih waktu terjadinya bonus besar-beasran itu untuk membeli. Kecuali hanya bagi orang yang akalnya kurang lengkap.
Demikian pula bulan Ramadhan, bulan ini adalah bulan yang tepat untuk datangnya bonus besar-besaran itu yaitu berupa pahala berlipat-lipat. Dengan demikian, apakah anda ingin menjadi orang yang berakal lengkap dan sehat atau sebaliknya? Contoh lain, ibarat orang jual beli, ada seorang yang ingin menjual barangnya dengan harga sekian. Diketahui di waktu tertentu, dan di tempat tertentu barang itu akan terjual sepuluh kali lipat ketimbang waktu dan tempat yang lain.Sekali lagi bila anda orang yang berpikir, anda mau pilih tempat dan waktu yang mana? Bagitulah bulan Ramadhan adalah bulan Jor-joran. Satu ibadah bisa bernilai sepuluh kali lipat pahala. Masihkan kita tidak akan menjatuhkan pilihan yang tepat untuk meraih semua itu?
Syaikh Shalih Muhammad Al-Munajjid menyebutkan beberapa keutamaan bulan Ramadhan, diantaranya.
- Allah Azza Wajalla Menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai rukun Islam yang ke empat. Ini artinya Allah memberikan ruang khusus dan keistimewaan khusus untuk bulan puasa.
- Allah menurunkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Allah SWT. Berfirman, “ Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar.” (QS. Al-Qadar:1). Mengapa Allah menurunkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan? Ini berarti menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan khusus yang memang direncanakan untuk diturunkannya Al-Qur’an karena bulan ini adalah bulan berkeberkahan.
- Allah menetapkan malam Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan pada bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, “Bulan Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan (penuh) barokah, Allah wajibkan kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu pintu pintu langit dibuka, pintu pintu (neraka) jahim ditutup, syetan syetan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang banyak).” (HR. Nasa’I dan Ahmad). Akankah kita menyia-nyiakan bulan Ramadhan dan Lalilatul Qadar bagitu saja? Ingat! Kesempatan tak datang dua kali. Lagi pula kita tidak tahu apakah umur kita akan berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang? Takkan ada yang bisa jawab.
- Allah jadikan Puasa dan Shalat yang dilakukan dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa. Rasulullah SAW. Bersabda, barang siapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari Muslim). Bila kita renungi kembali dosa kita selama setahun, betapa akan ada berjuta-juta dosa yang kita perbuat. Bahkan tak terhitung. Lalu, jika kita merasa sebagai hamba berlinang dosa, kapan lagi kalau tidak dibulan ramadhan! modalnya cukup mudah sebenarnya hanya iman dan Mengharapkan Pahala. Cukup. Puasa dan Shalat dengan iman serta mengharapkan pahala InsyaAllah dosa kita dihapus. Gampang bukan! Gampang-gampang susah. Hhh.
- Allah membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka, dan membelenggu syetan-syetan. Pertanyaannya, bila di bulan Ramadhan, ada orang yang masih sangat jauh dari kebaikan, apakah orang tersebut masih diselimuti syetan? Sebagai jawaban dari pertanyaan ini bahwa yang berbuat kemaksiatan bukan hanya syetan. Syetan hanya menggoda. Selebihnya adalah hawa nafsu manusia juga termasuk ancaman besar bagi keberlangsungan maksiat di muka bumi ini. Maka kuncilah hawa nafsu itu dengan Puasa yang baik dan terbaik.
- Pada setiap malam (bulan Ramadhan) ada yang Allah bebaskan dari (siksa) neraka. Nabi SAW bersabda, pada setiap (waktu) berbuka, Allah ada orang-orang yang dibebaskan (dari siksa neraka).” (HR. Ahmad).
- Puasa pada bulan Ramadhan merupakan sebab terhapusnya dosa-dosa setahun yang lampau.
- Orang yang menunaikan Taraweh bersama imam hingga selesai, dicatat baginya seperti qiyamul lail semalam penuh. Keterangan ini didapat dalam riwayat abu daud, no. 1370 dari Abu Dzar RA. Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “bahwa siapa yang menunaikan qiyamul lail bersama imam hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamul lail semalam (penuh).
- Puasa di bulan Ramadhan senilai dengan puasa sepuluh bulan. Hal ini sebagaimana yang disbdakan Rasulullah SAW. Bahwa “siapa yang berpuasa (pada bulan) Ramadhan, maka satu bulan sama seperti sepuluh bulan. Dan (siapa yang berpuasa setelah itu) berpuasa selama enam hari sesudah hari raya (syawal), hal itu (sama nilainya dengan puasa) sempurna satu tahun.” (HR. Ahmad).
- Melaksanakan umrah pada bulan Ramadhan, pahalanya sama seperti haji. Keterangan ini didapat dari hadis imam Bukhari, no. 1782, dan Muslim, no. 1256). Di keterangan yang lain Ustadz Zaenal Karomi juga menjelaskan bahwa keutamaan bulan Ramadhan juga sebagai bulan yang penuh berkah, penuh pengampunan dan dilipat gandakannya pahala.
Setelah kita pelajari beberapa keutamaan Ramdhan dari banyak keutamaan sebagaimana di atas, apakah kita mampu mengamalkannya di bulan Ramadhan ini? Pertanyaan mudah tetapi ajaib. Semua orang bisa menjawab dengan lancar tetapi sukar di pengamalan. Ah, pusing.
Tetapi setidaknya, Mari kita tekadkan dengan segenap hati kedatangan bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba ini supaya kita berbangga ria, bergembira ria menyambut kedatangan bulan Suci ini. Marhaban Ya Ramadhan. Dan ayo kita persiapkan diri dengan niat yang ikhlas, memperbanyak amal shlaih serta meningkatkan kualitas ibadah kita menuju Ramadhan Barokah.
Allah SWT. Berfirman, “Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” ( QS. Al-Ashr:1-3). Dengan ayat ini pula kita gemakan Ramadhan sebagai bentuk kegembiraan atas kebenaran Ramadhan dan atas datangnya ujian yang akan mengantarkan kita pada kualitas Taqwa super dahsyat.
Oleh : Khairul Umam, Shaf