Faktor Utama Materialitas dalam Penerapan Standar Audit
Oleh : Merisa Nabila Nurindah
Universitas Muhammadiyah Malang
______________________________
ARTIKEL – Materialitas adalah salah satu konsep penting dalam audit laporan keuangan. Konsep ini digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah suatu salah saji dapat mempengaruhi pertimbangan pihak yang menggunakan laporan keuangan.
Standar Audit (SA) 320 tentang Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan menyatakan bahwa materialitas adalah “jumlah atau nilai yang dapat menyebabkan laporan keuangan secara keseluruhan menjadi salah saji material.”
Pihak eksternal sangat pemeriksaan atas laporan keuangan oleh auditor pihak yang independen. Laporan keuangan yang ditemukan mengandung salah saji material merupakan salah satu tanggung jawab oleh auditor. Jika auditor menemukan suatu kesalahan penyajian material, ia wajib memberitahukan klien agar koreksi yang diperlukan dapat dilakukan berdasarkan informasi yang tersedia.
Salah satu cara untuk mengurangi kesalahan dalam laporan atau opini adalah dengan menilai tingkat materialitas secara akurat oleh auditor. Penentuan tingkat materialitas merupakan landasan salah satu dasar penerapan standar audit, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Dalam penerapan standar audit, materialitas perlu dipertimbangkan dalam berbagai tahap, termasuk:
▪️Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material;
▪️Menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit selanjutnya; dan
▪️Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan dan dalam merumuskan opini dalam laporan auditor.
Ada beberapa faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan materialitas dalam audit, yaitu:
1. Risiko dan Pengaruhnya terhadap Materialitas.
Risiko bisnis, termasuk risiko keuangan, operasional, dan reputasi, memainkan peran penting dalam menentukan materialitas. Tingkat risiko yang lebih tinggi cenderung menuntut materialitas yang lebih rendah.
2. Ukuran dan Kompleksitas Entitas.
Besar, kecil, sederhana, atau kompleksnya suatu entitas dapat memengaruhi tingkat materialitas. Entitas yang lebih besar dan kompleks cenderung memiliki materialitas yang lebih besar.
3. Persyaratan Regulasi dan Hukum.
Standar audit sering dipengaruhi oleh persyaratan regulasi dan hukum. Pemahaman yang mendalam terhadap kerangka kerja hukum sangat penting dalam menentukan materialitas yang tepat.
4. Strategi dan Keputusan Manajemen. Kebijakan, strategi, dan keputusan manajemen mengenai pengungkapan informasi juga berpengaruh dalam menentukan materialitas. Hal ini mencakup kebijakan pengelolaan risiko dan strategi keuangan.
5. Kondisi Industri dan Ekonomi.
Lingkungan ekonomi, perubahan pasar, dan kondisi industri tempat entitas beroperasi mempengaruhi materialitas. Perubahan signifikan dalam kondisi ini dapat mengubah tingkat materialitas yang relevan.
6. Responsabilitas kepada Pemangku Kepentingan.
Faktor etis dan tanggung jawab sosial entitas terhadap pemangku kepentingan juga bisa mempengaruhi materialitas. Ketika entitas memiliki kewajiban moral yang besar, materialitas menjadi krusial.
Dalam menerapkan standar audit, pengenalan dan pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhi materialitas sangatlah penting. Auditor harus memahami, menilai, dan mempertimbangkan aspek-aspek ini dengan seksama agar dapat menentukan tingkat materialitas yang relevan dan tepat.
Dengan melakukan hal ini, auditor dapat memastikan bahwa laporan keuangan yang diaudit memberikan informasi yang akurat, relevan, dan bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan. Keberhasilan audit tidak hanya bergantung pada teknisitas pengujian, tetapi juga pada pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi materialitas.