Scroll Untuk Membaca Artikel
NasionalSosbud

Gara-gara Gojek, Irul Bisa Membeli Honda CBR 150cc

×

Gara-gara Gojek, Irul Bisa Membeli Honda CBR 150cc

Sebarkan artikel ini
Gara gara Gojek Irul Bisa Membeli Honda CBR 150cc

BANJARMASIN, Limadetik.com – Orang yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan akan mencapai keberhasilan. Hal ini sangat relevan dengan perkembangan dunia modern. Siapa saja yang tekun bekerja dan disiplin dalam menjalankan profesinya akan sukses dalam berbagai aspek kehidupan.

Lihat saja saja kisah Khairul Fata, mitra pengemudi Go-Jek atau Gojek yang bisa menafkahi keluarga hingga bisa membeli motor sport idamannya, CBR 150cc.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Pria kelahiran Sumenep, 29 tahun silam ini bisa memiliki sepeda motor sport seharga 35 juta itu dari hasil menabung setahun terakhir selama menjadi mitra Gojek.

“Alhamdulillah mas, berkat menjadi mitra gojek akhirnya cita-cita saya kesampaian memikili motor CBR ini,”ujar pria yang biasa dipanggil Irul itu.

Demi bisa membeli sepeda motor idamannya, pria yang sudah beristri itu rela menabung hingga 3 juta rupiah perbulan yang disisihkan dari penghasilannya selama menjadi driver gojek.

“Setiap hari saya biasanya mendapatkan penghasilan Rp. 200 hingga Rp. 350 ribu. Saya bekerja nonstop setiap hari bahkan hingga larut malam,” ucapnya kepada Limadetik.com, Senin (30/7).

Pendapatan itu, lanjut dia, diperoleh dari pemesanan (order) konsumen Gojek yang dilayani sebanyak 15-23 order per hari. Mayoritas pemesanan konsumen yang dilayani Irul ini dikontribusikan dari order Go-Ride. Jumlahnya sebesar 75 persen dari jumlah total order. Sisanya dikontribusikan dari pemesanan makanan alias Go-Food.

Pria yang tinggal di Gang Sejiran, Kelayan Luar, Banjarmasin Tengah itu menuturkan, Dirinya masuk sebagai mitra gojek pada Maret 2017 silam.  Pada saat itu, dia sudah memiliki pekerjaan dengan berwiraswasta bersama keluarganya. Namun Irul lebih memilih meneruskan profesinya sebagai driver Gojek, Alasannya karena penghasilannya melebihi gaji sebagai pegawai swasta di kota Banjarmasin.

Penghasilan yang lebih tinggi dari gaji sebagai pegawai swasta itu menambah kepercayaan diri Irul dalam menekuni profesinya ini. Ia mengutamakan prinsip kejujuran, misalnya tidak pernah sekalipun mempraktikkan order fiktif alias order tuyul.

“Sejak awal-awal masuk gojek, order tuyul itu memang marak dikalangan driver,” kata irul.

Irul memberikan bukti sebagai mitra pengemudi yang taat aturan dan produktif. Bahkan dikalangan driver Gojek, ia dianggap sebagai panutan karena keuletan dan kegigihannya yang tak kenal lelah. “Saya adalah orang pertama yang mendaftar sebagai mitra gojek,” tutur Irul.

Selama menggeluti profesi itu, Irul mengaku pernah mengalami pengalaman tak terduga. Dia pernah ditelepon pelanggan pada jam 3 dini hari. Pelanggan tersebut memesan via Go-food namun total belanjaannya lumayan besar, sekitar 350 ribuan. Tanpa berprasangka buruk, Irul lantas membelikan pesanan palanggan tersebut. Namun saat hendak diantar kealamatnya, tiba-tiba nomer telepon pelanggan itu tidak aktif.

“Pesannya jam 3 pagi, minta diantar ke salah satu kamar di hotel Aston. Eh, pas udah mau diantar nomernya tidak aktif lagi,” tuturnya.

Irul mengaku senang dan bangga atas apa yang kini telah dimilikinya. “Rasanya ada haru dan senang, ya saya hanya tukang ojek. Saya bisa buktikan seorang GO-JEK bisa” katanya mantap.

Apa yang telah dilakukan oleh Irul tentu menjadi pelajaran bagi masyarakat bahwa asalkan ada niat dan mau berusaha, apa yang dicita-citakan akan tercapai. (edoz/rd)

× How can I help you?