Scroll Untuk Membaca Artikel
Nasional

Harga Telur Rp 25 Ribu Per Kg, Ketua Kadin Sumenep: Ini Siklus Tahunan

×

Harga Telur Rp 25 Ribu Per Kg, Ketua Kadin Sumenep: Ini Siklus Tahunan

Sebarkan artikel ini
IMG20200608115704 scaled

SUMENEP, limadetik.com – Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mulai awal pekan ini mengalami kenaikan. Buktinya, dari sebelumnya harga ayam Rp 23 ribu per kg, naik menjadi Rp 25 jika ribu per kg.

Naiknya harga telur ini mendapat perhatian Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sumenep, Hairul Anwar. Dia memprediksi kenaikan harga telur masih akan naik hingga Agustus mendatang.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

“Naik turunnya harga komoditas itu biasa. Tapi untuk telur biasanya tidak terlalu signifikan sampai Rp 28 ribu atau Rp 30 ribu,” katanya, Rabu (1/7/2020).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Askab PSSI Sumenep ini menyebut terdapat dua faktor harga telur saat ini mengalami kenaikan.

Pertama adalah siklus tahunan, yang kedua karena rantai pasok yang sempat terganggu lantaran penerapan Pembatasan Secara Besar-besaran (PSBB).

“Harga telur itu memang biasanya turun atau stabil di bulan Mei dan naik di bulan Juni sampai Agustus. Jadi itu siklus tahunan,” ujarnya.

Untuk faktor PSBB, sambung Hairul, dari sebelumnya distribusi terganggu dan permintaan menurun karena adanya pembatasan itu, saat ini permintaan pasar mendadak mengalami lonjakan.

Sebab, saat ini masuk masa transisi dari PSBB ke new norma. Sehingga permintaan pasar melonjak. “ya itu sebabnya harga telur ini mengalami kenaikan,” jelasnya.

Dari itu, pihaknya selaku mitra pemerintah dalam hal ekonomi telah menyampaikan masukan terkait potensi lonjakan harga telur tersebut. Bahwa, pemerintah harus mengantisipasi siklus tahunan ini dengan menyiapkan stok sejak bulan April hingga Mei.

“Begitupun kepada rumah tangga dan industri serta UMKM yang cukup bergantung pada pasokan telur, kami himbau agar nyetok telur sejak masih harga normal. Sebab ini siklus tahun yang sudah bisa diprediksi,” imbuhnya.

Hairul mengaku, pihaknya belum mengendus adanya permainan di harga telur yang pada bulan Mei sempat anjlok hingga Rp 17 ribu. Ia justru menegaskan, naik turun harga komuditas termasuk telur hal yang biasa terjadi karena cukup bergantung pada harga pakan dan produksi di peternak.

“Rasanya tidak mungkin kenaikannya bisa mencapai 100 persen, paling ya cuma 30 persen maksimal,” imbuhnya. (hoki)

× How can I help you?