ARTIKEL – Sesungguhnya, tidak sedikit orang tua mulai khawatir dengan perilaku anak-anak mereka ketika kecanduan memegang gadget.
Ketakutan itu disebabkan karena saat melihat anak mereka kecanduan gadget, semangat berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar anak ikut menurun.
Sebab, mereka akan lebih nyaman melihat layar gadget daripada menyibukkan diri bermain di luar rumah. Padahal melihat layar gadget berlama-lama akan menghadirkan persoalan baru.
Mereka akan terpapar radiasi biru jika dilaksanakan akan berdampak pada kerusakan retina. Dalam sebuah penelitian yang dirilis Harvard University dijelaskan bahwa sinar biru adalah sinar yang paling berbahaya bagi retina.
Sebab, jika sinar biru terus menerus menembus bagian retina mata maka akan menyebabkan efek jangka panjang berupa kerusakan.
Selain alasan kesehatan, sosial, juga bisa berdampak pada proses pendidikan di sekolah. Beberapa anak lebih memilih untuk tidak sekolah dan lebih senang untuk bermain gadget di rumah selama berjam-jam.
Di sini persoalan serius kerapkali muncul. Orang tua menjadi risih dengan perilaku anaknya yang lebih suka memegang gadget daripada mempelajari materi pelajaran yang ada di sekolah.
Menjadi bermasalah lagi saat anak memegang gadget dan tidak dalam pengawasan orang tua, maka bahaya anak terpapar informasi dan tayangan kurang mendidik akan terjadi.
Nah, perilaku anak seperti ini yang seharusnya perlu diwaspadai.
Terlebih, jika konten yang dikonsumsi anak menjadi tontonan yang kelak didagingkan dalam sikap dan perilaku anak, maka dampak serius yang membahayakan bagi anak akan terjadi.
Saatnya menyelamatkan masa depan anak dari sisi buruk penggunaan gadget.
Lalu, bagaimana sikap orang tua yang mesti dilakukan?.
Posisi orang tua dalam mendidik anak adalah pengawas dan penindak. Orang tua mesti selalu mengawasi gerak gerik anak dan jika mereka berbuat salah, silakan ditindak dan dihukum sesuai bentuk kesalahannya.
Dalam hal ini anak-anak hanya perlu diperhatikan dan diberi hukuman jika mereka melakukan sesuatu yang menyimpang.
Orang tua sebagai dewa penolong memang harus menyadari lebih awal jika perilaku mereka terlihat aneh saat keranjingan pada gadget.
Gadget memang tidak selamanya menghadirkan sisi buruk. Juga ada sisi positifnya, tetapi gadget memberi jalan bagi anak-anak mengakses konten-konten yang terkadang tidak ramah anak yang ada di internet. Ini menjadi kurang mendidik karena dibaca saat belum sesuai dengan usia mereka.
Sayangnya, tidak sedikit orang tua cenderung mengijinkan anak-anak mereka memegang gadget saat sang buah hati merengek dan memainkan benda kecil tersebut sebagai mainan.
Beberapa karena kesibukan mengurus pekerjaan di rumah, sehingga demi membuat anak-anak mereka tenang dan tidak mengganggu pekerjaan orang tua.
Gadget pun disodorkan sebagai alternatif untuk menenangkan anak-anak. Memegang gadget pun menjadi rutinitas anak-anak setiap saat.
Kita mungkin lupa bahwa masa anak anak merupakan masa untuk bermain. Memberi mereka kesibukan dengan hanya memegang gadget berlebihan. Mereka bakal kehilangan momen usia keemasan, yaitu bermain dan belajar untuk mengasah empati dan skill yang dibutuhkan mereka di kemudian hari.
Yaitu masa bermain dan masa belajar yang dua perbuatan ini menentukan wawasan, skill dan jalan masa depan si anak untuk menjadi manusia yang berdaya.
Selamatkan anak dari perilaku kurang baik sejak sekarang. Jika bukan sekarang, maka tunggu karakter anak tersebut mengubah perilaku dan sikap. Lalu akhirnya akan membahayakan hidup mereka sendiri di masa yang akan datang. **
Oleh : Fendi Chovi
Penulis kini bergiat di Rumah Literasi Sumenep (Rulis).