HMI Lancaran: Tahun Baru, Gagasan Baru
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep Komisariat Lancaran tuntaskan kajian bersama puluhan kader dengan tema “Meninjau Kembali Arah Bangsa Indonesia: Peran Intelektual Muda Sebagai Lokomotif Perubahan,” yang bertempat di Cafe Resto Top Margotop, Ganding, Sumenep, Jawa Timur. Senin (1/1/2024).
Ketua Umum HMI Lancaran, Kakanda M. Mubasyir Annaim mengatakan, alasan mengusung tema tersebut menyesuaikan dengan isu yang terjadi di kalangan Mahasiswa, dimana Mahasiswa yang biasanya identik dengan insan akademis sekarang mengalami degradasi.
“Kita mengusung tema itu menyesuaikan dengan isu edisi terbaru yang terjadi di kalangan Mahasiswa saat ini, semua kalangan pemikiran/Mahasiswa mengalamai degradasi, dimana saat mencari informasi dan referensi masih cinta kepragmatisan bahkan konstruksi berpikirnya masih amburadul maka perlu adanya suntikan vitamin bagi mereka” tuturnya.
Sementara, Kanda Rafly Rayhan Al-Khajri selaku pemateri pada acara tersebut sebelum mengulas tuntas tema ia memulai percakapan dengan pertanyaan random yang disuguhkan kepada audiens.
Selanjutnya setiap peserta tidak boleh sepakat dengan apa yang disampaikan pemateri, yang pada tujuannya agar setiap peserta forum tidak kaku dan stagnan mengikuti rentetan acara dari awal sampai akhir.
“Saya ingin mengawali diskusi kali ini dengan tiga pertanyaan, dan juga kalian tidak diperbolehkan sepakat dengan apa yang saya sampaikan, walaupun ada yang disepakati kalian harus mencari hal yang tidak disepakati, mengapa demikian.? Agar kalian tidak kaku dan berperan aktif dalam diskusi kali ini,” kata Rafly.
Sebagaimana harapan, Forum diskusi berjalan lancar sesuai planning awal tanpa kendala, dibuktikan dengan antusias peserta forum yang saling melontarkan gagasan dan pertanyaan, diamana membeludaknya pertanyaan yang sifatnya kontra dengan apa yang disampaikan Kanda Rafly.
Selanjutnya, Kanda Rafly mengulas pembahasan, sekarang dunia semakin absurd atau meningkatnya ketidak pastian bahkan ngerinya juga kompleks, melebihi hal itu ada yang namanya (VUCA prime) yang hanya bisa dilawan dengan (VUCA world), sudah kayak jeruk makan jeruk.
“Dunia saat ini mengalami kondisi yang cukup mencekam bagi pemuda, dibuktikan dengan adanya (VUCA prime) Volatility (bergejolak), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleks), dan Ambiguity (ketidakjelasan). Namun hal itu ada penawarnya yaitu (VUCA world) yaitu Vision (Visi), Understanding (pengertian), Clarity (Kejelasan), dan Agility (kelincahan). Makanya perlu bagi mahasiswa mengetahui dan mendalami hal itu” paparnya.
Happy ending acara kajian kali ini dituntaskan dengan penyampaian kesimpulan oleh Yunda Aliya Zahra selaku moderator pada sore menjelang malam.
“Dalam menyokong perubahan, generasi muda hari ini banyak menerima problem diantaranya tekanan psikologis, quarter life crisis (krisis kepercayaan hidup), generasi yang pemalas. Maka dari itu pemenuhan kebutuhan SQ, IQ, dan EQ harus dimaksimalkan agar terbentuk karakter yang positif. Militansi kader bukan pada saat dia tunduk patuh terhadap arahan senior, namun selalu tegak lurus menjaga nilai-nilai HMI dan menyuarakan aspirasi dengan lantang jika ada ketimpangan,” tegasnya.