Sosbud

Lebih Bagus Mana, Menggendong atau Mendorong Bayi?, Berikut Penjelasannya

×

Lebih Bagus Mana, Menggendong atau Mendorong Bayi?, Berikut Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
gendongbayiluar

JAKARTA, Limadetik.com – Orang tua mungkin bingung perihal waktu yang tepat untuk menggendong atau mendorong buah hati dengan stroller. “Pada dasarnya dua hal tersebut boleh saja diterapkan untuk anak,” kata dr. Miza Dito Afrizal SpA, BMedSci, Mkes, saat acara peluncuran gendongan bayi asal Korea Selatan ‘Haenim’, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Namun menggendong bayi lebih disarankan daripada mendorong dengan kereta dorong.

Miza menjelaskan, menggendong akan memberikan kedekatan dan kelekatan antara keduanya. Menggendong juga memberikan banyak manfaat, di antaranya menenangkan, memberikan rasa bahagia, serta memberikan perhatian bagi buah hati. Anak bisa merasakan perasaan tersebut saat digendong. Tidak hanya itu, memapah buah hati juga bisa meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI).

Bahkan berdasarkan sebuah penelitian oleh sekelompok dokter spesialis anak di Prancis, menggendong bayi sedikitnya tiga jam dalam satu hari bisa membuat anak lebih jarang menangis hingga 43 persen keberhasilan. “Tapi salah gendong juga bisa berdampak buruk bagi anak,” lanjut Miza. Ada beberapa kelainan tulang yang bisa terjadi apabila orang tua salah cara dalam menggendong buah hati.

Kelainan tulang yang paling sering terjadi, yakni skoliosis dab spondylosis atau cedera pada tulang belakang. Anak akan tumbuh dengan tulang belakang membungkuk atau membelok ke samping. Beberapa kelainan tulang lain, seperti Hips Dysplasia atau perkembangan tidak normal dari persendian pangkal paha juga menyebabkan kaki anak tumbuh tidak lurus.

Miza mengungkapkan, menggendong bayi harus dengan cara yang benar. Ketika menggendong menggunakan tangan, gunakan kedua tangan untuk menopang bagian panggul hingga kepala bayi. “Sangat tidak disarankan menggendong dengan satu tangan,” jelas Miza.

Kemudian apabila menggunakan alat bantu gendongan sebaiknya bayi tidak mendapat satu titik tumpu di bagian tubuhnya. Tumpuan bayi harus menyeluruh, mulai dari panggul hingga kepala.

Orang tua ‘kekinian’ biasanya menggunakan baby carrier atau alat gendong bayi berupa tas punggung. Alat tersebut boleh saja digunakan, dengan syarat tidak menimbulkan satu titik tumpu pada bagian tubuh bayi.

Kemudian menggendong bayi dengan posisi anak mengarah ke depan juga boleh saja. Posisi gendong tersebut lebih disarankan ketika buah hati berusia di atas empat bulan atau saat anak sudah mampu duduk. (*)