Scroll Untuk Membaca Artikel
DaerahNasional

LPBINU Latih Anak-Anak Kenali Bencana dan Tindakan Pasca Bencana

×

LPBINU Latih Anak-Anak Kenali Bencana dan Tindakan Pasca Bencana

Sebarkan artikel ini
f9e7cd6a 046b 4a8b 9bed ca3f2f568724

Limadetik.comKeterlibatan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) dalam Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (EDT) Tsunami 2019 yang berlangsung sejak 12 Juli dan akan berakhir pada 17 Agustus 2019 kini memasuki segmen kedua untuk wilayah DIY-Jawa Tengah (Jateng).

Beberapa desa di wilayah pesisir pantai di kabupaten Gunung Kidul yang menjadi lokasi pertama yang disinggahi tim EDT adalah Sidoharjo, Tepus, Purwodadi, Balong, Jepitu, Tileng, Pucung, Songbanyu, Giricahyo, Giripurwo, Giriwungi, Girikarto, Girijati, Krambil, Kanigoro, Kemadang, Banjarejo dan Ngestirejo.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Berdasarkan temuan dilapangan, beberapa sekolah dan pesantren hanya berjarak 2 kilometer dari pantai, dan belum ada rambu evakuasi, selain itu beberapa pihak sekolah maupun pesantren mengaku sebelumnya belum ada sosialisasi maupun simulasi terkait bencana.

Hal tersebut disampaikan Zuliati dari LPBINU Pusat, menurutnya, untuk mengurangi risiko bencana, sangat penting mengajak pihak sekolah atau pesantren agar mulai melatih anak-anak untuk memahami mitigasi bencana.

Zuli menuturkan, masyarakat tidak perlu khawatir jika ada potensi rawan bencana tsunami di pesisir Jawa bagian selatan, mulai saat ini sekolah atau pesantren harus membuat pelatihan agar para guru dan pelajar menyadari ancaman bencana.

“Beberapa sekolah dan pesantren seperti Pesantren Al-Azhar Desa Karangsari menyadari bahwa lokasinya termasuk paling rawan tsunami karena paling dekat dengan pantai,” kata Zuli, Selasa, (30/7/2019).

f4334b0c 6c80 47c7 a639 c5f849c25a25Zuli mengungkapkan bahwa pengetahuan yang memadai mengenai bencana dan tindakan pasca-bencana mutlak dimiliki masyarakat Indonesia, oleh karena itu sosialisasi dan simulasi tentang Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tidak hanya menyasar para pelajar dan para guru yang juga menjadi sosok penting dalam mengurangi jatuhnya korban saat bencana terjadi.

“Semoga dengan adanya sosialisasi dan simulasi ini, para guru-guru dapat mengintegrasikan pendidikan kebencanaan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler bahkan ke mata pelajaran. Mulai dari memberikan pemahaman kepada siswa tentang jenis bencana, mitigasi bencana, dan tindakan pasca-bencana,” ungkapnya

Sementara itu, pimpinan pondok pesantren Al-Azhar Desa Karangsari kiyai Muaddib Mahfudz mengaku LPBINU adalah Lembaga pertama yang melalukan sosialisasi dan simulasi tentang PRB, oleh karenanya ia menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada LPBINU dan seluruh tim EDT 2019. (Warta/dyt)

× How can I help you?