Oleh : H. Ahmad Muhdlor Ali, S.I.P.
(Akademisi pendidikan Sidoarjo dan juga Direktur Pendidikan Yayasan Bumi Shalawat Progresif masa jabatan 2012 – sekarang)
Hari pahlawan tahun ini bisa dikatakan spesial dikarenakan bertepatan dengan Anggoro Kasih yaitu Selasa Kliwon. Tentunya ini bukan suatu kebetulan. Dimana Anggoro Kasih merupakan salah satu hari yang dikeramatkan menurut adat Jawa. Dimana hari kasih sayang atau anggoro kasih dipakai dalam adat tradisi budaya jawa untuk mengenang dan mendoakan leluhur yang telah mendahului.
Mengingat asal usul diri, mendoakan yang terbaik untuk arwah para leluhur, dengan sarana simbolik yang mampu menyatukan diri dengan alam dan Tuhan dalam doa khusuk.
Sedangkan pada hari pahlawan merupakan perlawanan terhadap penjajah di Surabaya dengan korban jiwa cukup banyak dari Rakyat Indonesia untuk mempertahankan Kemerdekaan.
Dengan adanya dua peristiwa yang bersamaan tentunya ini menjadi suatu pengingat bagi kita semaju apapun suatu daerah semoderen suatu pemerintahab maka tidak boleh melupakan akan sejarah, jasa-jasa, budaya para leluhur termasuk local wisdom yang menjadi warisan dari para beliau-beliau pendahulu kita.
Dan perlu di ingat juga bahwa para pendahulu kita begitu perkasa bisa menghalau penjajah ini mengingatkan kita bahwa waktu itu kita berani melawan nmpemerintah kolonial Belanda yang membonceng sekutu untuk menjajah Indonesia. Dan korelasinya untuk saat ini harusnya kita dan warga Indonesia harusnya mampu bersaing dan nelawan dengan negara adidaya saat ini.
Saat ini warga Indonesia khususnya para santri harus menata diri karena persaingan jaman begitu ketat, mawas diri, harus meng upgrade dirinya agar tidak ketinggalan secara teknologi digital dan lainnya. Karena saat ini kita memasuki era 4.0, sehingga santri tidak hanya membekali diri dengan ilmu keagamaan saja tapi jug ilmu ekonomi, teknologi dan sebagainya.
