Pemkab Sumenep Dinilai Setengah Hati Perbaiki Jalan Penghubung di Kecamatan Ganding, Kiai NU dan Tomas Beri Respon
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Hingga saat ini jalan penghubung dua Kecamatan, antara Kecamatan Ganding dan Pasongsongan, belum juga tuntas diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Pemkab pun dinilai setengah hati atas persoalan tersebut.
Diketahui, ruas jalan tersebut merupakan fasilitas yang sangat penting untuk menunjang perekonomian masyarakat dua Kecamatan tersebut dan sekitarnya.
Sebab jalan penghubung yang berlokasi di Desa Ketawang Larangan itu menjadi akses utama aktivitas masyarakat Ganding, Pasongsongan hingga masyarakat umum.
Oleh sebab itu, berbagai elemen masyarakat mulai dari tokoh masyarakat (tomas), Kiai NU, pemuda hingga aktivis mahasiswa turut serta mengawasi dan mengawal perbaikan jalan penghubung tersebut.
Pemkab Sumenep Mulai memperbaiki jalan penghubung dua Kecamatan
Atas desakan masyarakat arus bawah akhirnya sekitar bulan 2023 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, melalui Dinas PUTR mulai memperbaiki jalan penghubung tersebut dari arah utara dengan anggaran sekitar Rp. 500 juta atau setengah miliar rupiah.
Namun anggaran yang cukup fantastis itu hanya menghasilkan perbaikan jalan penghubung tersebut sekitar 375 Meter. Sementara sisanya kira-kira sepanjang 2,5 KM hingga saat ini masih dibiarkan rusak parah.
Kemudian, diawal November 2023 ini, PUTR kemabli memperbaiki jalan penghubung tersebut melalui anggaran pemeliharaan menggunakan aspal buton.
Namun sayang, lagi-lagi yang dikerjakan oleh Dinas PUTR hanya dipintu masuknya saja dari arah selatan sekitar 250 meter. Sehingga jalan yang berlubang dibagian tengah jalan penghubung tersebut hingga saat ini masih rusak parah.
Respon Tomas dan Kiai NU atas perbaikan jalan penghubung
Menanggapi persoalan tersebut, salah satu tokoh masyarakat Ganding, Ki Demang angkat bicara terkait apa yang dilakukan oleh Pemkab Sumenep melalui Dinas PUTR.
Menurutnya, Pemkab Sumenep setangah hati dalam memperbaiki jalan penghubung yang ada disamping rumahnya tersebut.
“Menurut saya, kalau kata orang Jawa Pemerintah ini hanya ‘ngapusi tok’ agar masyarakat tidak lagi bersuara terkait jalan penghubung ini, ” katanya, Minggu (12/11/2023).
Terbukti, sambung pria yang juga menjadi pengamat kebijakan publik itu mengatakan, salah satu penyebab tidak tuntasnya perbaikan jalan tersebut karena sebagai aspal buton untuk pemeliharaan jalan tersebut bukan dipasang tapi malah diangkut kembali oleh pekerja sebanyak satu mobil Pick up.
“Kemarin itu sebagai ada yang diangkut kembali menggunakan mobil pick up oleh pekerja. Makanya perbaikan jalan penghubung ini tidak tuntas,” tegas Ki Demang.
“Kalau alasannya karena anggaran tidak cukup, hal itu saat ini bukan alasan yang logis. Masak Sumenep saat ini sudah semiskin itu. Sehingga mau mengangarkan pemeliharaan saja bilang minim anggaran” timpalnya.
Bahkan menurutnya, hasil pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan Dinas PUPR terkesan yang penting selesai diperbaiki tanpa memperhatikan kualitas.
“Buktinya saat ini hasil pemeliharaan jalan tersebut sudah banyak yang mengelupas dibawah arus air ketika kena hujan kemarin,” terangnya.
“Tak hanya itu, ketika di wales menggunakan alat berat tidak rata, mungkin hanya dilewatin saja, yang seharus tinggi ditengah tapi malah bergelombang akhirnya ketika hujan kemarin airnya menggenang, ” imbuh Ki Demang Nur.
Selain itu, salah satu tokoh Kiai NU, K. Ali Tsabit juga kembali angkat bicara soal perbaikan jalan penghubung yang tidak kunjung selesai itu.
Kiai Tsabit panggilan akrabnya juga menilai perhatian Pemerintah Daerah untuk memperbaiki jalan tersebut kurang serius, terbukti dalam melakukan pemeliharaan saja tidak tuntas.
“Seperti Pemerintah Daerah kurang serius atau memang dianggap tidak urgen atau penting sehingga yang penting dikerjakan walau hanya beberapa meter saja, ” tuturnya kepada media ini lewat sambungan selulernya. Minggu (12/11/2023).
Bahkan menurut Kiai muda NU itu mengatakan, ketika pihaknya menanyakan langsung kepada Dinas terkait malah tidak ada jawaban terkait kelanjutan perbaikan jalan tersebut.
“Waktu saya tanyak perbaikan jalan penghubung ini mau dilanjutkan apa tidak di tahun ini, pihak Dinas tidak menjawab. Akhirnya kami bersama masyarakat bersepakat akan memperbaikinya secara swadaya,” ujar Kiai Tsabit.
Dinas PUTR sebut anggaran tahun ini terbatas
Merespon komentar Tomas dan Kiai muda NU, Kepala Dinas PUTR Sumenep, melalui Kabidnya Supriyadi menyampaikan bahwa memang anggaran perbaikan jalan baik tender atau pemeliharaan sudah habis.
“Anggrannya sudah habis mas, memang hanya cukup untuk itu. Jadi kami berharap masyarakat bersabar nunggu tahun depan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/11/2023).
Dirinya memastikan tahun depan akan kembali dikerjakan hingga tuntas. “Tahun depan dianggarkan lagi sekitar Rp. 400 juta, jadi bersabar yaa” ungkapnya.
“InsyaAllah awal tahun 2024 sudah proses tender, namun jika anggaran itu tidak cukup, jika masih ada jalan yang berlubang akan kami anggarkan pemeliharaan juga” tambahnya menegaskan.
Sementara itu, terkait adanya aspal buton yang diangkut kembali oleh pekerja, pihaknya tidak menampik fakta tersebut. Sebab menurutnya aspal tersebut dipindah ke lokasi lain.
“Iya memang benar sesuai intruksi saya sekitat 20 sak kami ambil dari sana untuk perbaikan jalan berlubang di asta tinggi, sebab meski dipasang dijalan penghubung itu tidak cukup juga makanya kami alihkan” pungkasnya.