Selamatan Laut, Cara Warga Masalembu Mensyukuri Nikmat Allah
LIMADETIK.COM, SUMENEP – Petik laut atau selamatan laut biasa disebut orang madura sebagai ” Rokat Tase’ ” merupakan tradisi maupun budaya yang diwariskan oleh para leluhur untuk dijaga dan dihormati oleh generasi saat ini, terutama oleh para Nelayan, Selasa (18/7/2023).
Kalinini, Organisasi Rawatan Samudra desa Sukajeruk kembali mengadakan acara ” Rokat Tase’ ” sebagai rasa syukur, meminta keselamatan dan keberkahan kepada Allah SWT.
Acara ini dihadiri langsung oleh Kapolsek Masalembu, Danramil Masalembu bersama Tim Angkatan Laut. KIARA, Walhi Jatim, dan LBH Surabaya ikut serta mensupport kegiatan tersebut, dengan spirit yang sama memperjuangkan keadilan perikanan.
Sambutan Panitia dan pengurus Rawatan Samudra menyampaikan, Jailani, dalam acara itu menyampaikan, bahwa segala bentuk budaya atau tradisi yang menjadi peninggalan leluhur anak bangsa harus terus dilestarikan dan tetap dijaga.
“Acara ini adalah bukti bahwa kita sebagai bangsa yang berkebudayaan patutlah kiranya merawat tradisi dan mengambil makna yang terkandung dari acara ini, nilai moral, kerukunan, kekompakan, sosial, budaya dan agama. Kita harus mampu mengimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat”
“Kita juga perlu menyadari nelayan telah memberikan sumbangsih bagi perputaran ekonomi di Masalembu, nelayan sebagai garda terdepan dalam pemenuhan protein bagi Masyarakat” kata Jailani kepada media ini, Rabu (19/7/2023).
Jailani menambahkan, di tengah gempuran alat tangkap modern, maka pihaknya bersama para nelayan sangat berharap kepada Pemerintah agar benar-benar serius mengatur tata kelola di lingkungan kelautan dan perikanan, ini sangatlah penting karena nelayan tradisional kata dia perlu dilindungi demi menafkahi kebutuhan keluarganya.
“Kita sebagai nelayan harus berjuang sendiri mempertahankan laut Masalembu dari alat tangkap yang merusak, Cantrang (Trawl), Potasium, Bom dan alat yang merusak lainnya, kami sebagai nelayan hanya bisa mewariskan laut sebagai penghidupan generasi mendatang, semua itu akan sirna ketika kita merusak dan membiarkan laut Masalembu dieksploitasi” tandasnya.
Ia menilai, laut adalah anugerah berharga, sumber penghidupan dan penentu keberlangsungan bangsa Indonesia, laut adalah masa depan yang harus dijaga secara bersama-sama. “Ini semua, tentu hanya demi masa depang bangsa yang kuat di wilayah maritimnya” ujarnya.
Sementara, Matsehri, Ketua Rawatan Samudra pada sambutannya juga menceritakan sejarah panjang pergerakan nelayan Masalembu dari era sekitar 1980 sampai sekarang, dengan mengajak semua stakeholder menjaga laut Masalembu.
“Ada sejarah yang tidak bisa dikesempingkan, yakni bagaimana masyarakat Masalembu terus berjuang mempertahankan ekosistem lautnya dari orang-orang yang hanya ingin mengambil keuntungan sesaat” katanya.
Acara Petik laut ditutup dengan pelepasan sampan Rokat, dengan penuh harapan dan do’a semoga diberikan rezeki, keselamatan dan dihindarkan dari bencana, serta bangsa ini bisa kembali menorehkan sejarah tinta emasnya sebagai negara maritim yang mampu mengelola laut dan memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan khususnya dan seluruh Rakyat Indonesia umumnya.