SURABAYA, Limadetik.com – Dugaan atas bocornya ratusan milliar Anngara Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur membuat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) kembali mengupas soal dana hibah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim Sejak tahun 2013-2017 yang diduga fiktif. Hal itu disampaikan dalam gelar bedah APBD Pemprov Jatim.
Mathur Husyairi yang menakhodai LSM Jaka Jatim telah banyak menemukan kebocoran APBD kurang lebih Rp. 600 miliar dana hibah yang dikelola Pemprov Jatim.
Hal itu disampaikan Ketua Haka Jatim Mathur Husyairi saat acara seminar Bedah APBD Jawa Timur, Menakar Tatakelola Dana Hibah Pemprov Jatim. Rabu (6/3/2019) kemarin di gedung graha pena Jawa pos Surabaya.
Mathur Husyairi yang lama dikenal sebagai seorang Aktivis antikorupsi itu mengetahui adanya kebocoran tersebut berdasarkan hasil temuan BPK secara keseluruhan. “Dari sekian OPD Jawa Timur yang mengelola dana hibah itu harus dipertanggungjawabkan. Dan kerugian negara tidak sedikit di sini, totalnya mencapai Rp 624 miliar, ” ujar Aktivis anti korupsi ini.
Ia menyampaikan bahwa kebocoran paling besar penyalahgunaan pada tahun 2016. Sebanyak Rp 344 miliar. “Kita sudah sejak lama melaporkan ke Polda Jatim terkait temuan kebocoran itu,” tandasnya.
Selain itu, Alumni Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (UINSA) atau yang dulu dikenal (IAIN) menegaskan harus berjuang untuk terus membongkar semuanya, bersusah payah melakukan sengketa informasi publik dengan pihak Pemprov Jatim. Kendati nenang di komisi informasi provinsi Jawa timur, namun merasa tak puas Pemerintah Pemprov Jatim mengajukan banding ke PTUN Surabaya.
“Dalam banding Pemprov Jatim ke PTUN kita juga diputus menang,” terangnya.
Pria kelahiran Sambas Kalimantan ini juga menambahkn, gugatan dilayangkan ke Pemrov Jatim sebab pihak Pemorov terkesan menutupi informasi data terkait laporan hibah mulai tahun 2013-2017. “Kami malah menduga jika dana hibah yang nilainya ratusan milliar itu adalah fiktif, sebab dari hasil penelusuran dan penilitian kami di lapangan itu yang menjadi dasar temuan” pungkasnya. (ron/yd)