Peristiwa

Puluhan Perahu Nelayan Pulau Kangean Usir Kapal Diduga Milik PT KEI

×

Puluhan Perahu Nelayan Pulau Kangean Usir Kapal Diduga Milik PT KEI

Sebarkan artikel ini
Puluhan Perahu Nelayan Pulau Kangean Usir Kapal Diduga Milik PT KEI
Kapal para nelayan warga Pulau Kangean

Puluhan Perahu Nelayan Pulau Kangean Usir Kapal Diduga Milik PT KEI

LIMADETIK.COM, SUMENEP – Puluhan perahu nelayan pulau Kangean dengan ditumpangi sekitar tiga ratus massa melakukan aksi demonstrai di laut yang menamakan diri Serikat Nelayan Kepulauan Kangean (SNK) dimulai pukul 07.00 Wib Hari ini, Selasa (16/09/2025) di perairan Kangean Barat mengusir kapal diduga milik PT. KEI.

Mereka menolak eksplorasi dan eksploitasi Migas penuh drama, karena ketika aksi dilakukan dan berhadap-hadapan dengan kapal-kapal besar yang di duga milik perusahaan PT. Kangean Energy Indonesia (KEI), justru kapal milik perusahaan itu kabur tak menentu arah.

Ini menambah kecurigaan bahwa perusahaan melakukan kegiatan ilegal, kenapa. Karena jelas bahwa masyarakat utamanya nelayan menolak pertambangan migas di Kepulauan Kangean dan kapal-kapal besar itu tidak mau menghadapi puluhan perahu yang ingin melakukan aksi demo di laut. Hal ini diungkap oleh Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Ahmad Yani.

“Kami datang bersama para nelayan dengan jumlah perahu dari nelayan Kangean Utara 28 Perahu, dari pulau mamburet 7 Perahu, dari nelayan Kangean Timur 10 Perahu, dari Kangean Selatan 10 Perahu. kami start dari kangean utara Jam 7 pagi, ketemu kapal PT. KEI di sebelah selatan pulau Mamburit” kata Ahmad Yani.

Namun kata Ahmad Yani, ketika kapal mereka melihat perahu-perahu nelayan, kapal yang diduga milik PT.KEI itu langsung lari. Perahu-perahu nelayan mengejar kapal PT. KEI terus sampai sekitar 14 mil sampai ke sebelah barat Pulau Komerean.

“Saat disana kapal PT KEI terkepung oleh perahu para nelayan sambil kapal PT KEI terus berlari sampai ke laut yang ombaknya begitu besar sehingga pengejaran dihentikan oleh perahu para nelayan.” ungkap Yani, panggilan akrabnya.

Yani melanjutkan, demo ini merupakan kelanjutan dari demo-demo dikangean tentang penolakan pertambangan migas di wilayah Kangean Barat, karena jelas tujuan masyarakat Kangean, khususnya para nelayan ingin menjaga alam yang diwarisi oleh leluhurnya.

Penolakan ini alasannya jelas, bahwa ekosistem laut memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di Pulau Kangean, karena selain menyuplai oksigen, menjaga kesimbangan iklim, menyediakan makanan juga penyedia bahan baku bagi warga Kangean. Oleh karenanya ketika terjadi pengeboran Minyak dan Gas (Migas) menyebabkan berbagai masalah di Pulau Kangean, baik di laut bahkan di darat.

“Pengeboran Migas bila terjadi, bukan hanya lautan kita yang terancam, daratan kita juga terancam, yang mengakibatkan kehidupan warga juga akan terancam, itu karena dampak dari pengeboran menyebabkan masalah, baik itu soal pencemaran limbah kimia, yang berbahaya bagi eksositem laut”

“Selain itu yang pasti suhu air laut jadi meningkat, dan ini menyebabkan pemutihan karang yang ada, dan tentu berimplikasi pada mengurangnya penghasilan nelayan lokal. Belum lagi soal tumpahan minyak nantinya, karena kalau ini terjadi maka, semua yang ada dilaut itu mati, ini yang perlu kita ketahui bersama.” terangnya.

Yani menjelaskan, secara mendasar proses pengeboran Migas itu, dimana awalnya disurvei geofisika, untuk memetakan potensi cadangan minyak diperut bumi Kangean, yang pasti survei pakai teknologi seismik, setelah itu pengeboran dilakukan untuk mengestraksi Migas.

Ia pun menyebutkan, pengeboran dilakukan dengan alat untuk mengebor sumur di kedalaman, setelah pengeboran, Migas yang diekstraksi diangkut ke fasilitas pengelohan di daratan atau melalui pipa bawah laut, dan setiap kegiatan ini memiliki risiko tinggi serta jangka panjang.

Salah satu dampak terbesarnya ungkap Yani, pencemaran air laut yang dapat merusak ekositem laut dalam jangka waktu yang panjang. Inilah yang ditolak, karena jalas ini pulau kecil, kalau isi perut bumi diambil, bukan tidak mungkin Kangean sudah hancur lebur.

“Kita harus tau, bahwa Pulau Kangean ini tidak terlalu luas, kalaulah diambil perut buminy, maka bumi Kangean bisa turun dan tenggelam” tutupnya.

Perlu diketahui, dalam aksi demo di laut ini ada beberapa tuntuntan yang disampaikan para warga, diantaranya:

1. Menghentikan rencana tambang migas di di Laut dan didarat Kepulauan Kangean

2. Melindungi lingkungan dan hak-hak masyarakat setempat.

3. Meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan tambang

4. Menuntut pihak Syahbandar Kangean untuk tidak memberikan izin pada kapal-kapal yang terindikasi kapal survei seismik 3D berlabuh di perairan Kangean.

5. Menuntut pihak Perusahaan agar bertanggung jawab terhadap perubahan kondisi sosial masyarakat Kangean agar dikembalikan dalam keadaan semula

6. Menuntut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Sumenep Achmad Fauzi agar mengintruksikan segera hentikkan dan angkat kaki kapal-kapal survei seismik 3D yang berlabuh di perairan Kangean.

7. Mendorong Menteri Kelautan dan Perikanan untuk bertindak, mengawasi, dan mengaudit PT KEI yang berniat memproduksi Pertambangan Minyak dan Gas di pulau Kangean yang tergolong dalam Pulau Kecil

8. Kami menuntut pemerintah untuk mendengarkan suara rakyat dan melindungi kepentingan masyarakat.