PAMEKASAN, Limadetik.com – Ratusan massa dari petani garam dan para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mendatangi kantor DPRD terkait impor garam yang dilakukan pemerintah. Jum’at (09/02), pagi.
Dalam aksi yang dimulai dari monumen Arek Lancor menuju kantor wakil rakyat, para peserta aksi membagi-bagikan garam gratis sepanjang rute perjalanan yang dilaluinya.
Menurutnya, pembagian garam terhadap masyarakat itu merupakan penolakan para petani terhadap impor garam dari Australia dan India.
“Aksi pemberian gratis garam ini, karena masih banyak stok garam yang ada pada para petani yang sampai saat ini belum terjual karena harga yang terus merosot,” kata salah satu peserta aksi.
Rencananya Pemerintah akan mengimpor garam kurang lebih 3,7 juta ton di tahun 2018, dan jika memang terealisasi semua, ini merupakan impor garam terbesar sepanjang sejarah.
Para petani garam khususnya Pamekasan dan Madura pada umumnya mengaku sangat merasakan dampak dari adanya impor garam oleh pemerintah.
“Kami sangat kecewa dengan impor garam oleh pemerintah, karena petani garam sangat menerima dampaknya. Karena itu, kami menolak impor garam,” tegas Fadil korlap aksi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, mengapa kita harus mengimpor garam, sedangkan wilayah garis pantai Indonesia yang terpanjang kedua setelah Kanada.
“Selama air laut kita masih terasa asin, haram hukumnya pemerintah melakukan impor garam,” tandasnya. (Hen/Mer)