SUMENEP, Limadetik.com – Pada musim panen tembakau tahun ini, anggota Komisi II DPRD Sumenep, Jawa Timur Akis Jazuli mendesak agar pemerintah inten melakukan komunikasi dengan pihak pabrikan.
Hal itu sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya permainan harga oleh para tengkulak maupun pabrikan. Sehingga, petani daun emas itu tidak dirugikan dan harganya sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan petani sejak pra tanam, panen dan juga paska panen.
“Kami meminta pemerintah memperjuangkan harga tembakau. Petani berharap harga yang diterapkan pabrikan lebih mahal dari tahun sebelumnya,” katanya ,Jum’at (7/9/2018).
Menurutnya, harga yang ditentukan pabrikan tidak menyebabkan petani rugi. Ia menegaskan pemerintah harus berpihak kepada rakyat, bukan kepada pengusaha.
“Masalah harga jangan sampai dipermainkan oleh pihak pabrikan. Pemerintah berhak melakukan penekanan untuk membela petani tembakau,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Sumenep, Bambang Heriyanto mengatakan, agar petani langsung menjual tembakau ke pabrikan.
“Supaya harganya mahal kami sarankan petani langsung menjual tembakaunya ke pabrikan,” sarannya.
Hingga saat ini ada dua gudang atau perusahaan yang telah membuka pembelian tembakau rajangan, yakni PT Giri Dipta Sentosa, di Gukuk-guluk, (buka mulai tanggal 13 Agustus) dan PT Surya Kahuripan Semesta, di Patean (buka mulai tanggal15 Agustus).
Di PT Giri Dipta Sentosa, Gukuk-guluk melakukan pembelian tembakau rajangan terendah Rp 36 ribu per kg dan tertinggi Rp 53 ribu. Sedangkan di PT Surya Kahuripan Semesta, Patean, harga terendah Rp 30 ribu per kg dan tertinggi Rp 53 ribu. (hoki/rud)