SUMENEP, limadetik.com — Kemiskinan memang akan ada selamanya di atas muka bumi. Selama matahari bersinar, selama angin tetap berhembus. Nafas kehidupan yang kaya dan miskin senantiasa menghias semesta jagad ini. Semakmur apa pun sebuah bangsa, maka di situ ada orang miskin.
Harus diakui, bahwa angka kemiskinan tinggi akan berdampak tidak baik bagi sebuah desa. Karena akan banyak lahir penyakit sosial yang berujung tindak kriminal. Sebaliknya angka kemiskinan rendah juga akan berdampak pada perilaku masyarakat yang menghargai norma-norma yang ada dan berlaku di tengah-tengah masyarakat itu sendiri.
Menyikapi angka kemiskinan di Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto, S.Pt Kades Pasongsongan terpilih memberikan statement kepada limadetik.com. Senin (16/12/2019).
“Sebagai putra daerah asli Pasongsongan, saya mengamati perkembangan perekonomian masyarakat sudah lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh adanya sumber daya alam yang melimpah. Yaitu hasil tangkap ikan nelayan Pasongsongan paling tinggi untuk wilayah Jawa Timur,” ujar lelaki alumnus Fakultas Peternakan UMM angkatan 1988.
Menurutnya, ia akan meningkatkan perekonomian masyarakat lebih baik lagi. Ian (panggilan akrabnya) melihat satu kans cukup besar pada sisi pengolahan ikan. Sebab selama ini ikan-ikan itu dikirim mentah ke beberapa kota di Jawa Timur. Semestinya ikan itu diolah di Pasongsongan, barulah hasil produk olahan itu dijual ke luar. Ini akan mendapat nilai tambah sangat baik untuk perekonomian masyarakat Pasongsongan.
“Kalkulasinya begini. Seekor ikan bernilai Rp 1000.- Lalu dicampur tepung, garam, vetsin, bawang putih, saos, dan kecap. Total biaya sepuluh Rp 15.000,-. Ketika dijadikan pentol akan menghasilkan uang Rp 35.000,-. Jadi lebih banyak untungnya ketimbang dijual mentahnya,” ujar Ian memberi gambaran jelas.
Bakso ikan, sosis ikan, dan kerupuk ikan adalah produk makanan olahan yang sangat mudah cara membuatnya. Tinggal packaging dan pemasarannya harus bagus, tambah Ian diplomatis.
Ketika ditanya, apakah ada kemungkinan bisa bekerjasama dengan pengusaha?.
“Kita lihat saja nanti. Saya tidak mau muluk-muluk dulu. Saya akan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk kemakmuran warga Pasongsongan. Maka otomatis angka kemiskinan akan terjadi penurunan,” jawabnya dengan sepotong senyum meniscaya. (Yant Kaiy/yd)











