SAMPANG, limadetik.com — Tudingan DPRD Sampang terkait bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang perjiwa hanya menerima 2 liter air selama musim kemarau. Itu langsung di benarkan oleh kepala BPBD Sampang.
Anang Djoenaidi Kepala BPBD Sampang saat ditemui di Kantor pemerintahan Kabupaten Sampang, ia menjelaskan kalau anggaran Rp.150 Juta untuk 67 Desa, dengan masing-masing desa sebanyak 3 tangki selama 7 Bulan, kalau dibilang cukup ya tidak cukup, makanya kita gandeng pihak swasta mulai PMI, Bank BPRS dan lain-lain, Senin (4/11/2019).
Saat ditanyai peran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Sampang, terkait bantuan air bersih selama musim kemarau, Kepala BPBD mengatakan PDAM kerjasama dengan kita, dengan komposisi penggunaan anggaran yang Rp. 150 Juta tersebut, dari BPBD 4 tangki dan PDAM 3 tangki yang tersebar di 67 Desa.
Anang melanjutkan, penggunaan anggaran Rp. 150 Juta untuk penangulangan kekeriangan air di 67 Desa, sebagian anggaran juga kita gunakan untuk membeli air ke PDAM Sampang, lalu penyerapan anggaran tersebut bukan berarti pemerintah membeli pada pemerintah, karena PDAM merupakan berbadan hukum tersendiri.
Seperti diberitakan sebelumnya, Alan Kaisan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sampang, logika anggaran bantuan air selama musim kemarau, ketika di belikan air maka rata-rata setiap warga hanya menerima air, sekitar 2 liter air selama 7 Bulan. Kondisi tersebut sangat miris di tengah musim kemarau yang panjang pada Tahun 2019 hanya dialokasikan anggaran 150 Juta dengan armada 3 tangki yang jauh dari katagori cukup.
“Kami di DPRD Sampang, kedepan dalam perencanaan pengoboran dan pembangunan tandon harus di prioritaskan kepada Desa/Kecamatan yang memang mengalami kekeringan musiman lalu membangun embung atau ceddam sebagai tambahan penunjang” tambah Alan Kaisan. (NOR/yt)