Daerah

Ikut Gerakkan Ekonomi Lokal, Produsen Tahu Bisa Serap Tenaga Kerja Berkat MBG

×

Ikut Gerakkan Ekonomi Lokal, Produsen Tahu Bisa Serap Tenaga Kerja Berkat MBG

Sebarkan artikel ini
Ikut Gerakkan Ekonomi Lokal, Produsen Tahu Bisa Serap Tenaga Kerja Berkat MBG
Produsen tahu lokal asli Bondowoso

Ikut Gerakkan Ekonomi Lokal, Produsen Tahu Bisa Serap Tenaga Kerja Berkat MBG

LIMADETIK.COM, BONDOWOSO – Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya menjadi instrumen pemenuhan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga berperan sebagai penggerak ekonomi lokal.

Seperti di Kabupaten Bondowoso ini, program ini terbukti mampu menghidupkan kembali usaha kecil yang sempat tertekan oleh persaingan pasar.

Salah satu pelaku usaha yang merasakan dampak langsung adalah Fayrus, produsen tahu asal Desa Karanganyar RT 15 RW 04, Kecamatan Tegalampel.

Sejak dipercaya menjadi pemasok dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Grujugan Kidul, usahanya mengalami peningkatan produksi sekaligus perluasan kesempatan kerja.

“Alhamdulillah, program ini sangat membantu. Penjualan di pasar sekarang saingannya banyak, pelanggan juga berkurang. Dengan adanya MBG, usaha saya bisa tetap berjalan dan teman-teman yang bekerja juga ikut terbantu,” ujar Fayrus pada Limadetik.com, Selasa (23/12/2025).

Sebelum terlibat dalam rantai pasok MBG, usaha tahu yang dikelola Fayrus hanya mempekerjakan dua orang tenaga kerja. Seiring meningkatnya permintaan dari dapur SPPG, jumlah pekerja kini bertambah menjadi empat orang.

Peningkatan produksi terjadi karena pasokan tahu ke dapur SPPG dilakukan secara rutin dua hingga tiga kali dalam sepekan. Setiap pengiriman berisi 25 hingga 28 papan tahu, dengan berat riil per papan rata-rata lebih dari enam kilogram, meski untuk kebutuhan administrasi dirata-ratakan menjadi lima kilogram.

“Pesanan itu dihitung per papan, bukan per kilo. Bagian SPPG yang menghitung total beratnya,” jelas Fayrus.

Dengan skema tersebut, total pasokan tahu dari usaha Fayrus ke dapur SPPG Grujugan Kidul diperkirakan mencapai lebih dari satu ton per bulan, mendekati 1,6 ton. Angka ini menunjukkan bagaimana program MBG mampu menciptakan permintaan yang stabil bagi produsen pangan lokal.

Fayrus menegaskan bahwa produk tahu yang dipasok ke SPPG dibuat dari kedelai impor berkualitas tinggi yang dibeli dari Pasar Tenggarang.

“Pertama saya pilih kedelai high quality. Prosesnya juga benar-benar kami jaga kebersihannya, mulai dari penggilingan, pencetakan, sampai tempat penyimpanan hasil produksi,” katanya.

Langkah tersebut dilakukan karena tahu yang diproduksi dikonsumsi oleh anak-anak sekolah, sehingga standar kebersihan dan mutu menjadi prioritas utama.