Scroll Untuk Membaca Artikel
Nasional

Pesta Demokrasi Pilkades, Antara Euforia vs Depresi

×

Pesta Demokrasi Pilkades, Antara Euforia vs Depresi

Sebarkan artikel ini
IMG 20191110 WA0018
Foto: Dari kiri Hairus Samad, Kyai Imam Arifin, dan Muhammad Kholik

SUMENEP, limadetik.com — Dalam kompetisi apa pun yang namanya kalah dan menang itu hal biasa. Kekalahan sesungguhnya adalah kemenangan tertunda. Berakit ke hulu berenang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

Banyak kata bijak sejenis yang menganjurkan kebaikan pada kedua kubu untuk tidak mengambil sikap berlebihan. Si pecundang diharapkan agar bersabar. Sedangkan sang kampiun tak patut untuk membusungkan dada. Kedua batasan ini sesungguhnya bermanfaat sekali.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Tapi dalam prakteknya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terutama bagi yang kalah. Beban mental yang ditanggungnya luar biasa berat. Karena ia telah mengorbankan segala unsur power habis-habisan untuk maju ke sirkuit pertaruhan.

Proses panjang mulai pendaftaran, seleksi administrasi dan skoring, sosialisasi kepada masyarakat pemilih, pendekatan kepada para tokoh berpengaruh dan lobi-lobi tertentu ke organisasi kemasyarakatan, rayuan via program bila terpilih nanti adalah senjata yang lazim dipakai, kampanye dialogis yang dikemas dengan pemaparan visi misi, hingga segala bentuk persiapan yang melibatkan beberapa komponen tim sukses. Dan masih banyak pula strategi atau jurus tertentu yang dipakai untuk bisa mendongkrak perolehan suara.

Dalam proses panjang ini tidak sedikit kost digelontorkan seorang Cakades. Maka wajar kalau dari pengorbanan itu menimbulkan gejala psikologis tertentu. Tingkatan gejala psikologi bagi seorang Cakades tentu bervariasi. Bergantung pada kekuatan mental yang dimilikinya.

Adalah Cakades Pasongsongan nomer urut 1, Hairus Samad, S.Sos yang kalah dalam Pilkades 7 Nopember kemarin, tadi malam banyak kedatangan tamu dari berbagai unsur. Salah satunya Kiai Haji Imam Arifin, tokoh masyarakat paling berpengaruh di Pasongsongan.

“Kekalahan bukan akhir dari sebuah perjuangan. Niat yang bagus akan senantiasa dicatat oleh Allah sebagai amal ibadah. Niatnya saja sudah mendapat pahala. Berbeda dengan niat jahat. Niat jahat ini akan dicatat sebagai dosa apabila dilakukan,” tegas Kiai Imam di kediaman Hairus Samad di Dusun Sempong Barat tadi malam, Ahad (10/11/2019).

Injeksi motivasi Kiai Imam memang sangat dibutuhkan untuk menetralisir suasana kalbu agar tidak runyam, terutama bagi para Cakades yang kalah. Lebh jauh beliau di hadapan para tamu menghimbau untuk menjadikan kekalahan itu sebagai bentuk edukasi politik.

“Sikap legowo dalam menerima kekalahan merupakan sikap gentleman dari seorang Cakades. Ia akan terhormat bila tegar. Ia akan dilaknat kalau tidak terima dengan kekalahannya,” saran Kiai Imam Arifin tegas.

Ketika limadetik.com meminta komentar Hairus Samad di hadapan para tamu, ia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bersimpati padanya.

“Saya kemarin memang sudah mewanti-wanti kepada para pendukung saya untuk menerima dengan lapang dada takdir ini. Semua Allah SWT yang menentukan, manusia hanya bisa berikhtiar. Tidak Lebih,” ujar pria beranak tiga ini tegar. (Yant Kaiy/yd)

× How can I help you?