DaerahEkonomi

Mendekati Idul Fitri, Sumenep Pastikan Bebas Daging Glonggongan

×

Mendekati Idul Fitri, Sumenep Pastikan Bebas Daging Glonggongan

Sebarkan artikel ini
7064d54e233c53f84e339e89298e385a
Ilustrasi. ANTARA FOTO/ Feny Selly/pd/16

SUMENEP, limadetik.com – Mendekati hari Raya Idul Fitri 1440 H, Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur memastikan bebas dari daging glonggongan. Pasalnya, terkadang guna mendapatkan keuntungan yang melimpah oknum pedagang menjual daging setelah melalui proses yang tidak wajar.

Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan, Bambang Heriyanto mengatakan, berbagai hal dilakukan untuk mengantisipasi masuknya daging sapi glonggongan ke sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Keris. Salah satunya terus melakukan operasi pasar.

“Hingga saat ini untuk di Kabupaten Sumenep, kami pastikan aman dari daging glonggongan,” katanya kepada limadetik.com, Selasa (21/5/2019).

Dari itu, pihaknya meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya daging yang membahayakan kesehatan tersebut. Sebab, pemerintah daerah setiap hari terus melakukan pemantauan terhadap daging yang dijual dipasaran.

Daging yang terjual di pasar merupakan sapi yang dipotong sendiri oleh pedagang dan sapinya pun hasil ternak dari para petani atau peternak lokal. Bukan daging yang telah diproses secara tidak benar, seperti meminumkan air sebelum sapi disembelih.

“Masyarakat tidak perlu khawatir akan daging berbahaya itu. Daging yang dijual dipasaran semuanya daging sehat dan hasil ternak,” tegasnya.

Kendati demikian, paparnya, para konsumen tetap harus lebih berhati-hati saat hendak membeli daging sapi. Konsumen harus bisa membedakan daging sapi sehat dan daging glonggongan, karena perbedaannya sangat mencolok.

Kalau daging sapi glonggongan itu biasanya mengeluarkan air secara terus menerus. Sehingga para pedagang biasanya tidak menggantung daging tersebut seperti daging yang sehat, karena khawatir ketahuan.

“Baunya pun seperti anyir dan warnanya lebih mengkilat. Daging tersebut sebenarnya sangat bahaya bagi kesehatan konsumen. Kalau habis makan daging glonggongan itu bisanya mengalami diare dan bisa berakibat kematian,” tukasnya. (hoki/dyt)