SIDOARJO, limadetik.com — Untuk mempererat tali silahturahmi diadakan diskusi dengan tema “Revutasi Maryam dalam Ilam, Agensi Pemersatu dan Simbol Perlawanan”. Acara ini berlangsung Selasa, (24/9/2019) bertempat di Gereja Kristen Indonesia (GKI) trunojoyo Sidoarjo.
Dalam.acara ini diikuti sekitar 250 an peserta terdiri dari beberapa komunitas seperti Gusdurian Sidoarjo, Jemaat dari GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan), Gereja Katolik SMTB (Santa Maria Tak Bercelah) Surabaya, Komunitas WALIMA (Waktu Peduli Sesama) dan lainnya. Dengan pembicara Gus Aan Anshori.
Menurut Gus Aan, Maryam adalah pemersatu dalam beberapa agama yaitu Islam, Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Maryam dalam Al’quran disebutkan sebanyak 70 kali dan disebutkan secara langsung sebanyak 24 kali.
“Maryam diberkati dengan berbagai Status antara lain Taat dan patuh kepada Allah QS. 66:13; berpegang teguh pada kebenaran (siddiqah) seperti disebut dalam QS 5:57. Sehingga seharusnya antara Islam, Kristen Katolik dan Kristen Protestan bisa berdamai atau bersatu. Sehingga Maryam adalah simbol suci, tempat bertemunya antara Islam, Katolik dan Islam,” ujarnya.
Sementara itu Pendeta Yoses S. Teologi mengatakan dengan memunculkan perspektif “Mariam menolong kita untuk mencari persamaan-persamaan antara ketiga Agama sehingga kita sendiri mengetahui kalau wanita hamil di Muslim dibacakan surat Maryam. Sehingga diharapkan dengan adanya perspektif Mariam ini kita bisa Hidup lebih berdampingan lebih baik lagi.” tukasnya. (Tnt/yd)