SUMENEP, limatedik.com – Beredarnya informasi cuaca BMKG dan surat dari Kantor Pelindo pada tanggal 4 Januari 2019 nomor:UM.003/02/1/KSOP.KLG/2020 tentang peringatan atau cuaca buruk, mengakibatkan kapal tidak diizinkan melanjutkan pelayaran ke kepulauan.
Puluhan warga kepulauan Sapeken dan Kangean yang gagal berangkatpun harus bersabar menunggu cuaca kembali normal. Namun mereka (penumpang kapal, red) kebingungan untuk tempat tinggal dan istirahat. Pasalnya, terminal penumpang di pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur dibuka berdasarkan jam dinas.
Salah satu penumpang kapal, warga Kepulauan Sapeken, Rahimin menjelaskan bahwa mereka sudah dua hari di pelabuhan tidur di area atau teras terminal penumpang.
“Kami di pelabuhan sudah dua hari dan tidur di area terminal penumpang pelabuhan, kadang kalau sudah hujan kami harus berdesakan cari tempat bernaung. Seandainya kantor terminal pelabuhan tidak ditutup mungkin kami bisa menginap disitu sambil menunggu cuaca normal kembali” katanya dengan keadaan mellas, Senin (6/1/2020).
“Biasanya kalau sudah sore sudah ditutup” tambahnya dengan nada lemas.
Mendengar hal itu, Aldy Wiranto, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa kepulauan Sapeken Sumenep langsung turun kelapangan berupaya dengan meminta surat pengantar kepada Syahbandar pelabuhan kalianget untuk diteruskan kepada Dinas Sosial Kabupaten Sumenep.
“Hari ini kami sudah meminta surat dan sudah diterima oleh Dinas sosial, sekarang kami beserta pengurus akan mencari solusi agar bisa mendapatkan rumah singgah yang layak untuk warga kepulauan saat seperti ini” terang Aldy.
Menurut Aldy, seharusnya pihak pengelola pelabuhan dalam hal ini Syahbandar tidak memakai jam dinas untuk membuka terminal penumpang agar bisa ditempati para warga kepulauan yang lagi nunggu kapal akibat cuaca buruk.
“Ini harusnya tidak terjadi, mereka itu semua rakyat sumenep yang saat ini lagi menunggu kapal yang belum bisa diberangkatkan akibat cuaca buruk, kan kasihan mereka. Mereka seharusnya diperlakukan dengan baik, sebab mereka akan tinggal dimana jika di sumenep ini tidak ada famili dan tidak punya uang lebih untuk tinggal di penginapan” tegasnya. (fjr/yd)






