Oleh : Jihan
Mahasiswi : Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir bencana alam malah menghampiri beberapa wilayah, khususnya yang ada di Kalimantan Selatan. Banjir yang menenggelamkan hampir seluruh kec dan kabupaten kota membuat banyak warga kehilangan tempat tinggal mereka, tentu saja hal ini juga melumpuhkan perekonomian warga yang terkena dampak. Bencana ini menyebabkan ribuan warga memerlukan bantuan-bantuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sekunder mereka seperti pakaian, obat-obatan dan air bersih. Mereka benar-benar mengharapkan pemerintah daerah dan pusat, serta para relawan bencana dapat memenuhi keperluan-keperluan tersebut.
Keperluan-keperluan seperti pangan dan obat-obatan telah berhasil dipenuhi oleh para donatur ataupun pemerinta daerah dan pusat, akan tetapi air bersih menjadi masalah penting yang akan mereka hadapi. PDAM mengambil langkah serius dengan mematikan aliran air bersih dibeberapa daerah yang terken banjir, banjir yang terjadi diakibatkan curah hujan yang ekstrim selama 10 hari dan meluapnya sungai-sungai yang berada dekat rumah penduduk.
Selain itu, ada sebagian warga beranggapan banjir terjadi disebabkan oleh banyaknya pengerukan tambang yang dibiarkan tanpa melakukan reklamasi dan penanaman lahan kelapa sawit megakibatkan banyaknya hutan-hutan yang diratakan, sehingga kurangnya penyerapan air.
Susahnya masyarakat dalam mendapatkan air bersih diakibatkan banjir yang melanda sehingga PDAM mematikan atau menyetop pengeluaran air bersih, yang merasakan dampak dari pemberhentian tersebut bukan hanya masyarakat yang terkena banjir saja tetapi sebagian masyarakat yang telah memakai PDAM walaupun tidak terkena banjir juga merasakan kekurangannya air bersih.
Seharusnya pihak PDAM bisa mengelola pengaliran air bersih untuk tetap mengalirkan air bersih pada masyarakat yang tidak terkena banjir, karena dengan aliran air bersih yang tidak berjalan lancar akan menghambat aktivitas-aktivitas masyarakat dan harus mengeluarkan uang yang lumayan banyak untuk membeli air bersih guna kebutuhan hidup mereka sehari-hari dan masyarakat juga harus tetap menjaga kebersihannya pada saat pandemi seperti ini agar penularan Covid-19 tidak melonjak naik.
Kebijakan yang diambil oleh PDAM memang benar mematikan saluran air bersih guna mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh terendamnya sebagian mesin yang ada dan ketakutan membahayakan karyawannya, akan lebih baik lagi pengelola PDAM mengambil pembelajaran setelah banjir berhenti untuk memikirkan perubahan terhadap mesin yang digunakan seperti menggunakan merin tahan air atau membuat tempat yang lebih tinggi untuk mengantisipasi suatu saat ada banjir yang akan menimpa.
Catatan: Semua isi artikel ini tanggungjawab penulis sepenuhnya