Artikel

Mahasiswa Harus Berfikir Kritis dan Bertindak Bijak

×

Mahasiswa Harus Berfikir Kritis dan Bertindak Bijak

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Harus Berfikir Kritis dan Bertindak Bijak

Mahasiswa Harus Berfikir Kritis dan Bertindak Bijak

Oleh : Noris Soleh
Mahasiswa Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan

_________________________

ARTIKEL – Sebagai agen perubahan, mahasiswa mempunyai peran penting dalam menentukan bagaimana masyarakat akan berkembang di masa depan. Ide-ide baru dan kreatif sering dihasilkan oleh mahasiswa. Dengan wawasan dan gagasan terkini yang belum dibatasi hingga saat ini, mereka dapat memberikan sudut pandang yang berbeda untuk menyelesaikan permasalahan kemasyarakatan.

Aktivisme mahasiswa, kampanye, dan gerakan sosial dapat mempengaruhi opini publik dan mendorong perubahan legislatif. Sejarah menunjukkan pentingnya mahasiswa dalam berbagai transformasi sosiopolitik. Mahasiswa mempunyai kapasitas sebagai penyalur informasi antara masyarakat, pengambil kebijakan, dan civitas akademika (Klemencic, M. 2014).

Mereka mampu menyampaikan temuan-temuan ilmiah secara komprehensif kepada khalayak umum. Mahasiswa sering mempelopori inisiatif sosial yang inovatif, seperti startup sosial atau program pemberdayaan masyarakat.

Mahasiswa memainkan peran penting sebagai agen perubahan tidak hanya dalam kegiatan akademis mereka tetapi juga dalam membentuk kesadaran sosial dan sikap yang akan mengikuti mereka dalam kehidupan profesional mereka. Oleh karena itu, berinvestasi pada kemampuan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan merupakan investasi yang akan membuahkan hasil dalam jangka panjang bagi kemajuan masyarakat (Crossley, N., & Ibrahim, J. 2012).

Tidaklah baik bagi masyarakat untuk mempromosikan atau mengajarkan penindasan. Dampak negatif dari penindasan termasuk perselisihan sosial, ketidakadilan, dan kerusakan psikologis. Daripada mendukung ketidakadilan, kita harus menekankan prinsip-prinsip seperti kasih sayang, kesetaraan, dan rasa hormat satu sama lain.

Pendidikan tidak boleh digunakan untuk menindas orang lain tetapi untuk memungkinkan individu untuk tumbuh. Kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai melalui pengembangan pemikiran kritis, resolusi konflik, dan pemahaman lintas budaya di kalangan mahasiswa kita (Thomas Lickona: Educating for Character).

Penindasan sering kali berasal dari ketidaktahuan, kefanatikan, dan ketakutan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendukung keberagaman, mendorong komunikasi terbuka, dan menghilangkan persepsi yang tidak menguntungkan. Dengan cara ini, penyebab utamanya dapat diatasi.

Singkatnya, pendidikan bukanlah jawaban terhadap permasalahan masyarakat. Sebaliknya, kita harus berupaya menumbuhkan budaya yang menjunjung tinggi keadilan sosial bagi semua orang dan menghargai martabat setiap individu. Jika anda tertarik, saya dapat menjelaskan kelemahan ketertarikan secara lebih rinci atau menawarkan opsi yang lebih menggembirakan.

Sebagai agen perubahan sosial, mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting. Pola pikir kritis mahasiswa sangat penting untuk mendorong kemajuan dan pengembangan berbagai disiplin ilmu.

Mahasiswa yang menggunakan pemikiran kritis mampu:

1. Melakukan analisis menyeluruh dan tidak memihak terhadap suatu permasalahan
2. Menantang praduga dan situasi saat ini
3. Mencari jawaban kreatif terhadap permasalahan masyarakat
4. Memberikan kontribusi positif dalam debat publik.

Namun penting untuk membedakan antara pola pikir kritis dan tindakan yang hanya memperburuk masalah. Umpan balik siswa harus:

1. berdasarkan informasi dan penyelidikan yang cukup
2. Diberikan secara moral dan bertanggung jawab
3. Disertai dengan saran-saran perbaikan dan bukan sekadar demonstrasi tanpa tujuan
4. Mempertimbangkan berbagai sudut pandang.

Mahasiswa yang kritis namun tidak kritis dapat:

1. Mendorong perbaikan sistem dan kebijakan
2. Menjadikan diri mereka sebagai mitra diskusi yang dapat diandalkan oleh masyarakat
3. Meningkatkan standar keterlibatan publik dan demokrasi
4. Bersiaplah untuk mengambil peran kepemimpinan di masa depan.

Singkat kata, mahasiswa harus memiliki pola pikir yang kritis namun produktif jika negara ingin maju. Di sisi lain, tanggung jawab sosial dan kematangan intelektual harus diimbangi dengan hal ini.

Fenomena pelajar yang dianggap sedang mengalami krisis moral merupakan hal yang penting untuk kita pantau, karena hal ini telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa pihak.

Berbagai elemen yang sering dikaitkan dengan masalah ini antara lain:

(1). Perubahan masyarakat yang cepat: Nilai-nilai berubah dengan cepat akibat globalisasi dan kemajuan teknologi, namun sistem pendidikan karakter belum sepenuhnya disesuaikan.

(2). Pengaruh media dan budaya populer: Perkembangan moral siswa mungkin dipengaruhi oleh terlalu banyaknya paparan konten yang mendorong hedonisme dan individualisme.

(3).Tekanan dan persaingan akademik: Karakter dan prinsip-prinsip etika kadang-kadang dapat dikembangkan sebagai akibat dari penekanan yang berlebihan pada prestasi akademik.

(4). Tidak adanya panutan: Beberapa pihak berpendapat bahwa masalah ini diperburuk oleh krisis kepemimpinan dan tidak adanya panutan.

(5). Perubahan struktur keluarga: Ketika orang tua sibuk dengan pekerjaannya, misalnya, waktu yang tersedia untuk menanamkan prinsip-prinsip moral kepada anak-anak mereka mungkin berkurang.

(6). Pendidikan karakter yang lemah: Salah satu teorinya adalah bahwa pengembangan karakter kurang penting dalam sistem pendidikan yang mengutamakan keterampilan kognitif.

(7). Pengaruh sosial: Perilaku yang menyimpang dari standar dapat disebabkan oleh lingkungan sosial yang tidak menguntungkan dan tekanan teman sebaya.

(8) Krisis identitas: Bertumbuh dan menjadi dewasa dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran diri dan bingung dengan nilai-nilainya.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua mahasiswa akan mengalami kejadian ini. Banyak mahasiswa yang masih memegang teguh prinsip moral dan etika. Berbagai pemangku kepentingan masyarakat harus dilibatkan dalam upaya holistik untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan sukses yang juga dihormati dan dipercaya oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi standar etika tersebut.

Perubahan yang didorong oleh faktor-faktor yang biasanya mempunyai dampak menguntungkan yang lebih besar dan lebih berkelanjutan.