BONTANG – Anggota Komisi A DPRD Bontang, Aloysius Roni, mengungkapkan keprihatinannya atas rendahnya jumlah kader Posyandu yang telah mendapatkan pelatihan. Dari total 880 kader Posyandu di kota Bontang, hanya 130 kader yang mendapat pelatihan resmi. Roni menilai kondisi ini tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal penanganan kesehatan ibu dan anak serta penanganan stunting.
“Kita punya ratusan kader Posyandu yang menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, tapi sayangnya yang mendapat pelatihan hanya 130 orang. Ini tentu menjadi PR besar bagi kita semua,” kata Roni dalam rapat kerja Komisi A bersama Kader Posyandu dan perusahaan, Selasa (5/11/2024).
Menurutnya, pelatihan sangat penting bagi kader Posyandu untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal. Dengan keterampilan yang memadai, para kader dapat menangani masalah kesehatan masyarakat dengan lebih efektif, termasuk dalam mendukung program pemerintah mengurangi angka stunting.
Ia mengatakan, kader Posyandu perlu dibekali ilmu dan keterampilan khusus agar mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
“Jangan sampai mereka bekerja tanpa pembekalan yang memadai,” tuturnya.
Kata dia, banyak kader Posyandu yang di lingkungannya mengeluh karena keterbatasan dalam memberikan pelayanan. Selain minim pelatihan, kader Posyandu juga mengalami kesulitan akibat kurangnya fasilitas dan alat pendukung. Beberapa Posyandu bahkan masih menggunakan lokasi pinjam pakai yang seadanya, dan pendataan dilakukan menggunakan telepon genggam pribadi kader.
Tidak hanya pelatihan, Roni juga menyoroti rendahnya honor kader Posyandu yang hanya berkisar Rp300.000 per bulan. Menurutnya, insentif ini tidak memadai untuk mendukung kebutuhan operasional kader dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
“Honor segitu, kalau dipotong pajak, bisa jadi yang diterima hanya cukup untuk sekadar uang transport. Padahal, mereka adalah pejuang kesehatan di tingkat akar rumput,” ucapnya.
Aloysius Roni berharap agar pemerintah daerah segera mengalokasikan anggaran yang memadai untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan kader Posyandu. Pelatihan kader dan peningkatan fasilitas harus menjadi prioritas agar pelayanan kesehatan masyarakat dapat berjalan maksimal.






