Beberapa Tokoh Dianugrahi Pahlawan Nasional, PKB Bondowoso Gelar Tasyakuran
LIMADETIK.COM, BONDOWOSO – Dihadiri sejumlah tokoh Bondowoso, DPC PKB Bondowoso menggelar tasyakuran penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada tiga tokoh asal Jawa Timur di kantor DPC PKB Bondowoso.
Ketua DPC PKB Bondowoso, H. Ahmad Dhafir, menyatakan bahwa keteladanan Gus Dur, Syekhona Kholil Bangkalan, dan Marsinah harus diwariskan kepada kader muda sebagai modal moral dan ideologis.
Menurut Dhafir, Gus Dur adalah simbol perjuangan demokrasi dan keadilan. Ia menyebutkan, nilai-nilai yang diperjuangkan Presiden ke-4 RI itu sangat relevan di tengah dinamika sosial dan politik saat ini.
“Gus Dur mengajarkan kepada kami tentang keberanian membela yang benar. Prinsip itu harus terus dihayati kader PKB dan NU,” ujarnya pada pada Limadetik.com, Jumat (14/11/2025) malam.
Ahmad Dhafir juga menyoroti sosok Syekhona Kholil yang menjadi guru para ulama besar Nusantara, keteladanannya tokoh ini mencerminkan karakter pesantren yang menjadi fondasi perjuangan bangsa.
Ia menegaskan bahwa Syekhona Kholil telah melahirkan generasi ulama seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim yang kemudian berperan besar dalam sejarah NKRI.
Selain dua tokoh ulama, Dhafir menilai sosok Marsinah tidak boleh dilupakan. Ia menggambarkan Marsinah sebagai simbol keberanian perempuan dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
“Pada masa itu tidak ada aktivis perempuan seberani Marsinah. Ia memperjuangkan keadilan meski harus mengorbankan nyawanya,” sambungnya.
Dhafir mengenang pemberitaan kasus Marsinah pada 1990-an, ketika ia memperjuangkan nasib rekan-rekannya di pabrik jam tangan di Sidoarjo.
Menurutnya, kegigihan Marsinah adalah inspirasi bagi gerakan sosial hingga saat ini.
Ia menilai momentum ini sangat tepat bagi kader muda untuk memahami kembali perjuangan tokoh-tokoh besar tersebut. Nilai keberanian, integritas, dan konsistensi dianggap relevan untuk menghadapi tantangan zaman.
Dhafir berharap tasyakuran tersebut menjadi ruang pembelajaran bagi generasi muda NU dan PKB agar tidak tercerabut dari sejarah. Ia menegaskan bahwa penguatan nilai dan karakter lebih penting daripada sekadar perayaan simbolis.
“Ini soal bagaimana kita meneruskan perjuangan beliau-beliau, bukan sekadar mengingat nama mereka,” pungkasnya.












