Scroll Untuk Membaca Artikel
Cerpen

CERPEN: Kisah Setengah Hari Satu Malam

×

CERPEN: Kisah Setengah Hari Satu Malam

Sebarkan artikel ini
CERPEN: Kisah Setengah Hari Satu Malam
FOTO: Ilustrasi

OLEH: Markus 205


Ketika aku sedang menunggu dua insan, seorang perempuan di dalam penginapan pelabuhan. Awalnya aku anggap dia biasa saja, tetapi setelah asar sekitar menjelang magrib aku mulai tau siapa dia sebenarnya. Ketika dia mengawali pembicaraan, dia buka dengan sebuah pertanyaan.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Dan sebenarnya pertanyaan yang ia tanyakan adalah kehancuran hatinya.
Usai dia menanyakan hal itu akupun tak langsung menjawab apa yang ia tanyakan.
Karena pertanyaan itu mengingatkan perjalanan hidupku dengan seorang perempuan.

Aku pun terus terang padanya bahwa dulu aku juga merasakan apa yang ia alami saat ini. Dia di hianati oleh lelaki yang ia sayangi, dan ia larutkan semua permasalahan yang sedang ia alami saat ini.

Suatu ketika, ujarnya dia ingin di ajak kawin lari oleh lelaki itu tapi Alhamdulillah dia tak mau karna ia masih sadar akan dampak yang akan di alami oleh pihak keluarganya sendiri dan keluarga lelaki itu.

Dia sekarang ada di posisi paling hancur menurut dirinya sendiri, lalu ku katakan padanya ingat ada yg lebih hancur daripada kamu mungkin lebih hina dari pada dirimu tapi Meraka mampu untuk bersabar dan menahan sakitnya putaran roda kehidupan.

Lalu dia mulai sadar dengan apa yang saya katakan. Tapi aku tau jawaban itu tidak akan membuat ia puas dan itu benar.

Ketika kami beranjak naik ke atas kapal sambil mengobrol singkat mengenai tempat ngobrol untuk mengaduk hati yg hancur.

Ketika kami sudah di atas kapal diapun di telpon oleh kakak perempuannya sendiri, Tampa sengaja aku mendengar dia mengatakan ganteng tapi entah itu kalimat untuk siapa.

Dengan santai kami bertiga duduk melingkar sambil memakan makanan yg cocok untuk yang lagi galau. Sambil di temani dengan gerimis hujan yang mungkin akan menjadi kenangan bagi kami bertiga. Setelah beberapa menit bukan. Gerimis yang tapi tapi derasnya air hujan.

Kami pun masuk kedalam kapal sambil diskusi tentang sesuatu yang mungkin tak terlalu penting untuk Di diskusikan.
Setelah itu aku pun meninggalkan mereka berdua untuk sholat magrib,dan seusai sholat akupun keluar ingin tau apakah masih hujan atau tidak ternya hanya gerimis yang menginginkan aku dengan perkara gerimis tadi.

Aku pun masuk kedalam kapal setelah aku sampai di ruangan bawah aku melihat Meraka seakan akan menanti kedatangan ku dan itupun benar apa yang dikatakan oleh pirasat ku sendiri. Tak lama setelah mengobrol singkat kamipun naik ke atas lagi dan Meraka singgah untuk sholat di musholla kapal. Tapi katanya di musholla full bahkan antri.

Setelah itu aku mengikuti kemana Meraka melangkah, setelah di atas dekat pagar kapal aku mulai mendengarkan curahan hatinya lagi.

Dan disitulah awal yang saya rasa seperti derama dalam dunia per feliman.
Keluh kesah dan emosi yang di tercampur dengan guyonan membuat dia merasa heran dengan perasaannya.

Dia bertanya tanya, mengapa lelaki yang kita sayang selalu seperti anak kecil pergi Tampa kabar dan menghilang Tampa jejak ujarnya. Setelah ia selesai mencurahkan isi hatinya yang sedang pilu. Akupun terus menerus menasehatinya dan mengajaknya dengan sedikit guyon agar ia dapat menghilangkan kepenatan hidupnya.

Tak sengaja kami menoleh ke langit biru yang di hiasi oleh melawan sinar bintang dan redupnya sinar rembulan pada malam itu. Akupun bilang kepadanya jika kau sibuk mencari bintang yang paling terang maka kau akan bingung dan sampai kapanpun kau tak akan menemukan karna caranya bintang itu sama terangnya yang membedakan hanyalah jaraknyanya saja.

Begitupun dengan lelaki yang menyakiti mu kau sayang dengannya tapi kauterluka karnanya, apakah lelaki semacam itu pantas untuk di sayangi. Jika ia memang menyayangi mu tak mungkin ia akan melukaimu Bakan jika ia benar benar mencintai mu ia akan berkorban pada untuk mu hingga titik darah penghabisannya.

Dan kamu tau dia seakan menjauh dan menghindari mu dulu orang tuanya suka padamu tapi kenapa laki laki itu bilang orang tuanya tak suka padamu bukankah itu hanya alasanya saja.ujarku padanya.

Tapi aku harus bagi mana lagi aku terlanjur sayang padanya lalu setalah ia bilang seperti itu aku pun memutar kalimatnya lagi jika kau terlanjur sayang padanya maka kau tinggalkan dia karna kau tau dia hanya akan merusak dirimu,itulah yang di namakan dengan cinta bukan kah cinta itu adalah perjuangan dan pengorbanan dua insan untuk saling berkomitmen.

Setalah kami berbincang tak terasa malam semakin menggelap lalu ia bilang aku ngantuk,akupun mengantarnya kedalam kamar kapal dan menemaninya di dalam kami dia bukanya tidur tapi dia memikirkan laleaki itu kayanya padaku lalu setelah ia capek bercerita iapun bilang aku laper, dan aku mengajaknya untuk membeli pop’Mei tapi dia tetap mau tidur setalah ia tertidur sebentar dan lalu ia terbangun akupun mengajaknya untuk sholat isya, selapas sholat isya kamipun membeli pop mie tetapi sendok pop’Mie ku pun terjatuh dan hilang kami pun bergantian satu sendok, dia pun cerita lagi tentang lelaki itu.

Tapi kenapa katanya laki laki itu harus seperti itu, laki laki semunya jahat ujarnya,akupun menjawab dengan sedikit guyonan aku Lo laki laki kalau kau bilang laki laki itu sama semua jahat semua aku tak jadi waria aja ujarku padanya. Diapun tersenyum dan mengetakan maksutku dia.

Setalah semuanya berlalu kamipun kekamar karna cuaca begitu dingin hingga seakan akan membuat penyakitmu Kambu lagi.
Dan ia bertanya kamu kenapa aku pun menjawab gak apa apa.

Tapi sebenarnya aku sudah dalam keadaan sakit seakan menjerit dan aku ingin berteriak karna lantaran sakit tersebut tapi aku malu akan terlihat sakit dan lemah sebagai lelaki.

Cukup sekian aku tak mau menceritan semuanya.

× How can I help you?