Kesehatan

Data dan Fakta, Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Bangkalan Tahun 2019

×

Data dan Fakta, Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Bangkalan Tahun 2019

Sebarkan artikel ini
1558880145216

BANGKALAN, limadetik.com — Kasus penyakit demam berdarah (DBD) tahun 2019 di Kabupaten Bangkalan ada peningkatan dari bulan Januari hingga maret lalu, jika dibangdingkan tiga bulan diawal tahun lalu.

Angka kasus di bulan januari mencapai 75 orang didiaknosa penyakit demam berdarah, februari ada penurunan 40 kasus sedang di bulan maret berjumlah 12 kasus. Dan jika dijumlah lebih banyak dari kasus yang terjadi januari-maret tahun lalu. Sedang bulan April dan bulan ini masih dalam tahap rekap.

Kepala Dinkes Kabupaten Bangkalan Sudiyo saat dimintai ketarangan menuturkan secara nasional dan lingkup Jawa Timur kasus demam berdarah angka paling tinggi dibulan januari, tapi dibangkalan masih rendah dibandingkan Kabupaten lain di Jawa Timur.

“Kerena di kabupaten lain angka kematian kasus DBD kurang lebih 400 (empat ratus) jiwa, sedang di bangkalan tiga bulan terakhir antara januari hingga maret satu (1) orang kehilangan nyawa, itupun karena ada miskomunikasi antara keluarga dengan pihak kesehatan” katanya menjelaskan, Minggu (26/5/2019).

“Sementara upaya penanggulangan kasus ini oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan mencakup dua unsur, pertama upaya promotif berupa penyuluhan atau sosialisasi ditiap desa atau kecamatan, baik berupa pemasangan brosur di puskesmas dan di jalan raya akan bahaya DBD maupun penyampaian langsung oleh kami, kedua upaya proventif berupa pembersihan lingkungan, menutup lubang saliran yang rentan ditempati jentik (tahap larva dari nyamuk), dan penyemprotan secara berkala” tuturnya.

Selain itu, menurut Sidiyo, pihaknya juga mengaplikasikan yang program unggulan di sepuluh puskusmes diantaranya Kecamatan Tanah Merah, Klampis, Geger dan 7 lainnya, dan disetiap kecamatan merekomendasikan satu (1) desa.

“Hal ini masih tahap awal selanjutanya kami akan teliti perkembanganya kemudian akan diterapkan didesa lainya jika berhasil. Kami juga mengambil satu (1) orang kader di setiap rumah guna menjadi pendorong dan pemantau yang kami namakan juru pemantau jentik (Jumantik) serta ditugaskan membersihkan kamar mandi, wadanh kosong yang rentan di tempati jentik” terangnya.

Ditambahkan, harapan dari Kadis Kesehatan agar penyakit mematikan ini tidak meluas dan tidak terulang kembali adalah masyarat harus juga berperan aktiv dan membantu kami demi terselenggaranya program ini serta terciptanya keadaan sehat dilingkungan masing-masing. (rohman/yd)