Daerah

Demokrasi Kampus Tidak Efektif, Ketua KPUM Sebut Imbas Instruksi Rektor 3

×

Demokrasi Kampus Tidak Efektif, Ketua KPUM Sebut Imbas Instruksi Rektor 3

Sebarkan artikel ini
Demokrasi Kampus Tidak Efektif, Ketua KPUM Sebut Imbas Instruksi Rektor 3

Demokrasi Kampus Tidak Efektif, Ketua KPUM Sebut Imbas Instruksi Rektor 3

LIMADETIK.COM, SUMENEP – Komunitas Literasi Kampus (KLK) melakukan audiensi pada Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Universitas Annuqayah (KPUM UA) dengan tembusan Ketua Partai Amanat Mahasiswa (PAM) dan Ketua Partai Demokrasi Mahasiswa di Kantor KPUM dan bergeser di Kancakona Coffe pada Selasa (10/9/24).

Dari pihak KLK yang dikordinatori oleh Alfin Hidayat bertemu dengan Ketua KPUM UA, Khoirul Jazil Al.

KLK mempertanyakan sistem kampanye monologis yang dilaksanakan pada hari Selasa 10 September 2024 pukul 10.00 di Aula Syarqawi pada KPUM yang dihadiri oleh DPM, Sekretaris KPUM, Panitia KPUM, Presma UA dan lainnya, sebab tidak logis karena lingkungan mahasiswa semestinya melakukan kampanye dialogis.

Pengurus KLK, Khairul Kayyis mengatakan bahwa kampanye monologis hanya mematikan mental mahasiswa sebab diskusi hanya dari satu arah bukan dua arah.

Hal tersebut dipertegas kembali oleh Kordinator KLK, Alfin Hidayat bahwa mahasiswa itu tidak sama dengan pelajar yang seharusnya ada kampanye dialogis agar mahasiswa cerdas dan terarah memberikan pemahaman demokrasi dan politik kampus.

“Sangat disayangkan tidak ada dialog padahal dengan penyampaian Calon DMP dan BEM di depan mahasiswa baru yang antusias bisa menguji sejauh mana potensi pemimpin kita ke depan” ucap Alfin.

Ketua KPUM UA Khoirul Jazil Al menjawab bahwa kampanye dialogis hanya untuk partai dan atas instruksi Rektor 3 Universitas.

“Itu sudah kami pikirkan, namun sebenarnya hal itu bukan salah 100% dari KPUM sebab acara dan serangkaian acara disetujui oleh Wakil Rektor 3 Universitas Annuqayah melalui Biro 3. Kami sempat merangkai kegiatan untuk kegiatan pertama itu ada seminar tentang demokrasi namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh Rektor 3. Rektor 3 mengatakan bahwa sebaiknya itu jangan dilakukan,” tegas Khairul.

Hal itu diperjelas oleh Ketua DPM 2023-2024 Nur Mahmudi, pihakmya diintruksikan untuk melaksanakan Pemilwa UA pada bulan Agustus. Rektor 3 mengatakan ‘gimana sih di putra kok pelanga-plongo tidak seperti DPM dan BEM di putri disuruh ke sini ya ke sini. Kalau tidak bisa saya adakan sendiri saja dengan sistem Ofline. Hal itu dibuktikan dengan dilantiknya KBM bersamaan dengan Penutupan PKKMB Putri, hal itu pula membuktikan tidak ada integritas dari Rektor 3.

“Kami bukan tidak berusaha mengadakan program DPM namun memang sering kali dicegal oleh Rektor 3. Tiba-tiba dipertegahan masa jabatan DPM semua Internal kampus dibekukan,” lanjut Nur Mahmudi.

Selain itu, aspirasi yang disampaikan membawa materi kejelasan dari biaya partai yang 1500.000 dijawab itu sudah ada di Peraturan dan disepakati oleh kedua partai, calon DPM hanya satu orang, dan gagasan tentang pemilihan nantinya tidak akan sah apabila suara ataupun pemilih tidak sampai 50+1 yang mengacu pada jumlah mahasiswa UA dari angkatan 20-24 putra berjumlah 1680 orang hal itu belum dihitung banyaknya yang berhenti atau hal lainnya jadi Margin erornya kira-kira 200 jadi 1480 ÷2 jadi nantinya pemilih harus berjumlah 740 + 1 yaitu 741.

Perbincangan tetap tidak menemukan titik temu. Akhirnya Alfin Hidayat meminta MOU terhadap KPUM untuk melaksanakan Pemilwa yang demokratis dan kampanye dialogis tapi jawabannya tetap tidak bisa dengan berbagai alasan.

Sampai pukul 02.15 Akhirnya mendapatkan kesepakatan bahwa MoU akan diterima Rabu, 11 September 2024 dengan ketentuan akan dilaksanakan pada tahun selanjutnya dan sudah menjadi produk hukum KPUM UA untuk menjalankan pemilwa demokratis dan kampanye dialogis.

“Bismillah untuk KBM UA akan lebih Demokratif, Dinamis dan akan menerima semua Aspirasi sehingga menjadi DMP, BEM, KPUM dan lain sebagainya menjadi BEM terbaik” pungkas Ketua KPUM.