Gaya Komunikasi Koboy ala Purbaya: Daya Tarik Baru bagi Anak Muda
Oleh : Moh. Abbadi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Annuqayah
__________________________________
ARTIKEL – Di tengah komunikasi publik yang sering terasa kaku dan penuh formalitas, munculnya gaya komunikasi “koboy” ala Purbaya menjadi sesuatu yang berbeda. Cara bicaranya yang lugas, spontan, dan berani membuatnya cepat menarik perhatian, terutama di media sosial yang menyukai gaya komunikator yang kuat dan autentik.
Ciri khas Purbaya tidak hanya pada keberaniannya berbicara, tetapi juga pada intonasi tegas, humor spontan, dan gestur percaya diri. Berbeda dari pejabat pada umumnya yang cenderung berhati-hati dan elitis, Purbaya memilih pendekatan langsung tanpa basa-basi sehingga tampil menonjol di ruang publik.
Fenomena ini dapat dijelaskan melalui Teori Dramaturgi oleh Erving Goffman, di mana komunikator menampilkan “peran” tertentu di depan publik. Purbaya menampilkan front stage performance yang tegas dan blak-blakan, yang sekaligus menjadi strategi komunikasinya.
Penampilannya bukan hanya karakter pribadi, tetapi juga bentuk positioning politik yang membuatnya mudah dikenali.
Anak muda melihat gaya ini sebagai bentuk keaslian yang mereka cari. Di sini, Teori Disonansi Kognitif oleh Leon Festinger sangat relevan, generasi muda merasa tidak nyaman saat menemukan ketidaksesuaian antara gaya dan isi pesan.
Pada Purbaya, konsistensi antara ekspresi, kata, dan tindakan membuat pesannya terasa natural dan mudah diterima. Gaya yang autentik ini secara tidak langsung membentuk personal branding yang kuat dan ramah terutama dalam algoritma media sosial.
Meski demikian, gaya koboy juga membawa risiko. Jika terlalu spontan, ia bisa dianggap arogan atau tidak sesuai konteks formal. Ada pula potensi publik lebih fokus pada gayanya daripada substansinya. Maka, keseimbangan tetap diperlukan agar pesan tidak kehilangan substansinya.
Namun, ketika digunakan secara proporsional, gaya koboy justru membantu menjembatani isu-isu publik dengan anak muda. Ketegasannya membuat pesan lebih mudah dipahami dan tidak terasa menggurui. Fenomena ini menunjukkan pergeseran budaya komunikasi Indonesia, publik semakin menerima gaya yang lebih ekspresif dan autentik.
Pada akhirnya, gaya komunikasi koboy ala Purbaya membuktikan bahwa ketegasan dapat bersanding dengan humor dan spontanitas. Selama tetap berpijak pada substansi dan tanggung jawab, gaya ini mampu memperkaya komunikasi publik serta menghadirkan figur yang lebih dekat dengan generasi muda.












