SUMENEP, LimaDetik.Com – Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken Sumenep (HIMPASS) kritisi kebijakan PT. Sumekar line yang melanggar larangan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kalianget.
Itu dikarenakan mengingat cuaca buruk dan ketinggian gelombang mencapai sekitar 2,5 – 4 meter. Namun, pihak PT Sumekar tetap memberangkatkan Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS III) yang melakukan pelayaran tujuan kangean dan sapeken, pada Selasa (2/2/2021) kemarin.
Atas dasar itu, Sahrul Hubairi, Ketua umum Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken Sumenep (HIMPASS), mengecam kebijakan manajemen PT. Sumekar yang dinilai telah melanggar larangan KSOP kalianget.
“Kebijakan PT.Sumekar yang memberangkat KMP Dharma Bahari Sumekar atau DBS III pada pelayaran rute Kalianget-Kangean dan Sapeken sama saja menantang maut” kata Sahrul, Rabu (3/2/2021).
Menurut mahasiswa STITA Aqidah Usymuni ini, seharusnya PT. Sumekar lebih mengedepankan pelayanan terbaik bagi keselamatan penumpang, jangan karena mengedepankan profit/keuntungan sebagai perusahaan daerah yang bergerak di transportasi angkutan barang dan jasa.
“Kebijakannya malah membuat terancam ratusan nyawa masyarakat kepulauan sapeken dan kangean. Harusnya utamakan keselamatn daripada hanya sekeder mengejar keuntungan saja” tegas Sahrul kepada media.
Sahrul juga berharap agar pemerintah melalui PT. Sumekar dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sumenep melakukan koordinasi antar OPD untuk menyikapi masalah cuaca buruk dan pemberhentian sementara jalur transportasi pelabuhan kalianget.
“Pada situasi cuaca buruk seperti saat ini, kami berharap agar pemerintah daerah dalam hal ini Dishub dan PT.Sumekar untuk bisa duduk bersama untuk menyikapi semuanya, sehingga penumpang yang tidak bisa melanjutkan perjalanan tetap bisa terlayani dengan baik dan terjamin keselamatannya” terangnya.
Selain itu lanjut Sahrul menambahkan, ketika situasi cuaca buruk seperti sekarang ini, pihaknya juga berharap kepada Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep dan OPD yang terkait dengan hal tersebut di atas agar kiranya bisa memperhatikan kondisi calon penumpang yang hendak menyebrang ke kepulauan tapi belum ada bisa.
“Di pelabuhan kalianget sana banyak warga kepulaun khususnya warga pulau masalembu yang terpaksa harus menunggu cuaca membaik hingga ada kapal berlayar, nah ketika mereka yang tidak bisa pulang ini harus dipastikan kondisinya, apakah mereka punya tempat yang layak untuk istrirahat, terlebih apakah mereka sudah makan atau tidak karena sudah kehabisan uang dan sebagainya” pungkasnya.
(Jrl/yd)