Karir Kegagalan di Awal Masa Jabatan
Oleh: Moh. Muhlis
Ketua Umum HMI Komisariat STKIP PGRI Sumenep 2023-2024.
OPINI – Pemimpin dalam khazanah literatur keislaman memiliki peranan dan kedudukan yang sangatlah penting. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya (Al-Iqtishad fi Al-I’tikad) menyampaikan bahwa pemimpin merupakan ujung tombak untuk menciptakan ketertiban dan kemaslahatan.
Kegagalan sebuah pemimpin dapat dilihat berdasarkan pada berhasil tidaknya dalam membuat kebijakan yang menghasilkan kemaslahatan. Thomas R Dye memaparkan “Is whatever government choose to do or not to do”, bahwa kebijakan adalah pilihan dari pemimpin baik (diam) atau melakukan sesuatu dalam menyikapi suatu persoalan.
Namun, diamnya pimpinan STKIP PGRI Sumenep saat terjadi huru-hara di kampus yang berakibat pada banyak mahasiswa berhenti kuliah atau pindah kampus karena persoalan tidak mendapatkan KIP Kuliah nampaknya bukanlah menggambarkan sosok seorang pemimpin yang bijaksana. Dari sini benar-benar telah terlihat bahwa karir awal dari pimpinan dibuka dengan kegagalan mengantisipasi ratusan mahasiswa agar tidak putus kuliah atau minggat dari kampus yang katanya maju dan berkembang dengan kualitas.
Lebih mirisnya lagi, persoalan KIP Kuliah belum selesai, akan tetapi muncul persoalan baru kembali mengenai biaya daftar ulang sebesar Rp. 3.000.000,00. Di mana kesepakatan awal dari pihak kampus dengan mahasiswa baru berkenaan dengan biaya daftar ulang tersebut adalah diangsur sampai maksimal 8 semester.
Namun, kabar yang beredar kemarin, sempat ada wacana yang menyebutkan bahwa bagi mahasiswa baru yang mendapatkan KIP Kuliah, diharuskan untuk membayar secepat mungkin dengan rentang waktu maksimal sampai bulan April depan. Hal yang lebih mencengangkan menurut kabar yang beredar, bahwa pimpinan sendiri yang langsung turun tangan memberikan instruksi secara verbal kepada mahasiswa baru untuk membayar biaya pendaftaran sebesar RP. 3000.000,00 tersebut sampai waktu maksimal bulan April.
Saya pribadi sangat mengapresiasi gerakan mahasiswa kemarin yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Independen (IMI Sumenep) karena turut serta mengawal kebijakan pimpinan yang dalam hal ini hanya sekadar diam seribu bahasa, seakan sedang tidak terjadi apa-apa.
Sebelum menutup tulisan ini, saya sedikit mengutip ungkapan dari seorang tokoh besar Ibnu Taimiyah yang menyatakan bahwa pemimpin tidak boleh dimakzulkan atas dasar alasan apapun selama dia terbuka terhadap kritikan dan nasihat, akan tetapi seorang pemimpin yang berbuat kezaliman dan tidak mau menerima kritikan dan nasihat maka pemakzulan merupakan pilihan terakhir baginya.
__________________________
Disclaimer: Seluruh isi tulisan ini tanggung jawab penulis sepenuhnya