Daerah

Masyarakat Masalembu Sumenep Kritik Pemerintah Lewat Karnaval

×

Masyarakat Masalembu Sumenep Kritik Pemerintah Lewat Karnaval

Sebarkan artikel ini
Masyarakat Masalembu Sumenep Kritik Pemerintah Lewat Karnaval
Karnaval satir di Pulau Masalembu

Masyarakat Masalembu Sumenep Kritik Pemerintah Lewat Karnaval

LIMADETIK.COM, SUMENEP – Masyarakat Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, antusias mengikuti perayaan HUT RI ke-80, dengan berbagai pertunjukan ditampilkan yang dikemas dalam acara karnaval.

Namun ada yang mencuri perhatian dintara para peserta karnaval, Komunitas SDHOYO memilih tema “KORUPTOR”, dengan mempertontonkan patung raksasa berbadan manusia berkepala tikus menggunakan jas dan bersepatu rapi, serta membawa koper yang berisi uang, bertuliskan “UANG RAKYAT”.

“Masyarakat lakukan hal sebagai bentuk kritik terhadap korupsi di Indonesia, para koruptor itu seperti tikus yang cerdik dan licik, pesan yang relevan dengan kondisi sosial-politik di Indonesia saat ini” kata Ketua Komunitas SDHOYO, Herli, Sabtu (30/8/2025).

Menurut Heli, kasus-kasus korupsi kerap melibatkan pejabat tinggi dan para elit yang menggunakan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri sendiri, dari tingkat desa terendah sampai tingkat pusat disana.

Para koruptor merasa nyaman dalam sistem yang penuh dengan kebobrokan dan penyimpangan moral, urat malu mereka sudah tidak ada lagi, mereka merasa bangga ketika mengambil hak rakyat karena dianggap sebuah keberhasilan dalam keterampilannya untuk menipu” ungkapnya.

Herli menyebutkan, dalam kegiatan karnaval ini, banyak pesan yang terdapat pada teks mulai tulisan, kemana Dana Desa, kemana Dana Pokir, Bansos untuk Kerabat, Jalan hancur, dan semua gambaran tentang kondisi yang ada di Kecamatan Masalembu.

SDHOYO mengajak kepada masyarakat untuk tidak tinggal diam dan terus mengawasi pemerintah serta para penegak hukum agar tidak menjadi tikus-tikus yang merusak negeri, jangan mudah percaya dan terhipnotis dengan retorika yang mengaburkan sebuah kebenaran menjadi hal yang abu-abu bahkan salah.

“Semoga dengan menyampaikan kritik lewat seni jalanan ini diharapkan Pemerintah bisa benar-benar mendengar dan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan Masyarakat Masalembu, mulai jalan yang rusak parah, listrik yang belum ada, fasilitas kesehatan yang tidak maksimal, dan semua kebutuhan yang bisa menunjang kemajuan, agar Masyarakat Masalembu bisa hidup secara layak” pungkasnya.