Melihat Wajah Baru Sumenep Pasca Pilkada 2024
Oleh : Moh. Abbadi
Aktivis Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Annuqayah
____________________________
ARTIKEL – Kontestasi pilkada telah usai dan paslon petahana kembali memenangkan pemilihan kepala daerah kabupaten sumenep ini dengan di usung oleh koalisi besar.
Harapannya, semoga Bupati terpilih mengevaluasi kekurangannya di masa lampau dan melanjutkan program-program terdahulu yang menjadi keunggulan tak hanya itu, Bupati terpilih harus membuat gebrakan baru yang tentunya harus berpihak kepada rakyat bukan pada pemberi modal atau yang biasa kenal dengan sebutan para oligarki.
Setelah hampir 1 dekade bupati terpilih ada di pusat kekuasaan, rasa-rasanya sumenep masih belum mencapai taraf maksimal. Perhelatan pemilu kada seperti hanya menjadi rutinitas formal yang pada akhirnya menjadi anomali dan sebatas euforia kemenangan pasangan calon terpilih dan janji yang terucap semoga tidak hanya menguap menjadi asap.
Sejatinya pemimpin adalah pahlawan bagi rakyatnya. Maka dari itu penting bagi rakyat bukan hanya sekedar memilih pemimpin yang baik, namun kita juga harus tetap mengawal kepemimpinan bupati terpilih agar dapat merealisasikan janji kampanyenya, dan isu keberpihakan kepada pemilik modal itu diejawantahkan. Namun terlepas dari hal itu perkembangan kabupaten sumenep patut kita apresiasi.
Sumenep Milik Siapa
The soul of madura, Bumi Sumekar, Kota Keris, Kota Santri, dan Kota Wisata, semua itu merupakan julukan yang kerap kali melekat pada kabupaten Sumenep. Lantas berangkat dari hal itu patut kiranya untuk kita agar tetap selalu menjaga keberagaman dan kerukunan daerah kita tercinta.
Namun, jika dilihat dari segi pemangku kebijakan mereka tidak hanya mempunyai kewajiban menjaga keberagaman dan kerukunan saja, tapi harus dari berbagai aspek yang dimana nilai kebermanfaatan nya dapat dirasakan oleh rakyat baik dari segi pelayanan akses pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan dan lainya.
Jika di flashback kebelakang kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah bisa kita katakan masih kurang cekatan terhadap apa yang diinginkan rakyat, seperti halnya maraknya Galian C dan Tambak Udang ilegal di berbagai titik di Kabupaten Sumenep yang jelas itu merusak alam dan juga membuat ketidaknyamanan dan kerugian pada masyarakat sekitar.
Meskipun telah menimbulkan demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat pada akhirnya hanya menghasilkan kesepakatan abu-abu, seperti pemberhentian galian C ilegal yang sudah nyaris dikeruk semua dan pembangunan tambak udang yang masih berlanjut. Jelas itu merugikan rakyat.
Berangkat dari hal itu muncul dugaan kuat dari publik bahwa pemda tidak lagi berpihak pada rakyat namun telah berpihak pada oligarki, maka dari itu penting bagi pihak aparatus kekuasaan untuk membuktikan bahwa asumsi yang muncul di publik itu keliru dan aparatus harus berjanji jika itu memang benar mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama serta akan tegak lurus untuk memajukan kabupaten sumenep.
Masyarakat juga memiliki peranan penting untuk memajukan sumenep salah satunya dengan cara ikut berpartisipasi pada kegiatan pemerintah dan mengawasi kebijakannya, terlebih bagi para anak muda yang juga kerap kali disebut sebagai agent of change dan agent of social control harus bisa menghidupkan daya kritisnya untuk menjadi whact dog ‘anjing penjaga’ pada pemerintah.
Sehingga pertanyaan sumenep milik siapa itu tidak akan pernah muncul lagi, apakah milik pemerintah yang disetir oleh oligarki ataukah milik rakyat. Sumenep adalah milik bersama dengan pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan rakyat sebagai pengawas dan partisipan kebijakan.
Sumenep di Masa Depan
Konstitusi mengatakan bahwa pemerintah memiliki peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan merawat fakir miskin. Maka dari itu majunya kabupaten sumenep hanya dapat terlihat ketika masyarakatnya sudah berpendidikan, terlebih pemudanya tidak ada lagi yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi dan dapat melanjutkan pendidikan sampai jenjang dunia perkuliahan.
Sama halnya juga dengan angka kemiskinan sumenep yang menduduki peringkat ke 3 sebagai kabupaten dan kota termiskin se jawa timur, dan ini merupakan PR besar bagi pemerintahan kedepan bagaimana pemerintah dapat menurunkan angka kemiskinan sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera dan sumenep berkemajuan dapat terwujudkan.
Pemerintah harus melakuan upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan merawat fakir miskin dengan memulai sedari ibu hamil agar dapat di supply gizi dan nutrisi agar bayi terhindar dari stunting, begitu juga dengan akses rumah sakit yang harus ada minimal 2 per Kecamatan dan harus diisi oleh fasilitas yang baik dan dokter spesialis dari berbagai penyakit.
Begitupun juga dengan pendidikan pemerintah seharusnya bisa menggratiskan biaya pendidikan yang begitu mencekik pada masyarakat kalau tidak memungkinkan setidaknya pemerintah bisa menurunkan biaya pendidikan di kabupaten sumenep setelah itu pemerintah harus menyediakan lapangan kerja bagi rakyat terlebih para pemuda agar angka pengangguran itu dapat menurun dan rakyat mendapatkan penghasilan hidup.
Sinergitas sangat diperlukan untuk mewujudkan sumenep maju di masa depan, baik oleh pemangku kebijakan dan berbagai elemen masyarakat terkhusus anak muda yang harus ada pada garda terdepan untuk mengawal pemerintahan dan mewujudkan cita-cita sumenep berkemajuan.