BANGKALAN, Limadetik.com – Lembaga peneliti warisan intelektual dan sejarah atau Lajnah Turost Ilmi Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan mengadakan pameran berskala nasional terbesar di Madura. Pameran ini menyajikan Sejarah & Turots Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan. Selain pameran, juga dilaksanakan Pertemuan Filolog Pesantren Nusantara 2021 yang digagas oleh Komunitas Filolog Pesantren di Indonesia.
Ketua Lembaga Peneliti warisan Intelektual Syaikhona Kholil, Usman Hasan Al Ahyari menyampaikan, pameran diselenggarakan sebagai edukasi kepada masyarakat luas agar lebih mengenal sosok Syaikhona Mohammad Kholil.
“Kami memamerkan salah satunya sejarah Syaikhona Mohammad Kholil semasa kecilnya, jejak guru beliau, jejaring murid beliau, peninggalan karya-karaya ilmiah beliau, acara ini di selenggarakan selama tiga hari, mulai tanggal 24–26 November 2021” paparnya.
Sementara sebagai salah satu Dzurriah Syakhona Muhammad kholil, Bupati Bangkalan Abd Latif Amin Imron berkesempatan membuka pameran. Dalam pameran tersebut menghadirkan jejak sejarah dan karya-karya ilmiah yang di tulis syaikhona, baik sejak menimba ilmu di Nusantara dan di Timur Tengah.
“Syaikhona Muhammad Kholil tidak hanya terkenal ulama karismatik, namun juga meninggalkan karya-karya ilmiah yang sudah di tulisnya, pameran ini untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan para leluhur dalam membumikan dan mendakwahkan Islam di Indonesia,” kata Bupati Bangkalan.
Tujuan pameran tersebut untuk menumbuhkan minat dan kepedulian pada filologi berbasis Turots Islam dan Pesantren, membangun kesadaran kolektif atas signifikansi peran peradaban Islam dan Pesantren di Indonesia baik skala lokal, regional, nasional atau global.
“Menumbuhkan kembali semangat perjuangan para lelulur dalam membumikan dan mendakwahkan Islam di Indonesia, menyebarluaskan dan meneladani etos dan metode perjuangan para leluhur dalam membumikan Islam di Indonesia” tambah bupati.
Dikesempatan yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Mohammad Kholil Demangan Bangkalan, KH Nasih Aschal mengatakan, pameran dilaksanakan juga sebagai pertemuan filolog Se-Nusantara yaitu para ahli sanad dan sejarah.
“Di Indonesia masih sangat minim ahli sanat, sehingga dengan pertemuan filolog se Nusantra bisa memperkaya sejarah perdirinya bangsa Indonsia dari masa penjajahan, karena dalam temuan toruts Syaikhona Mohammad Kholil sudah melahirkan dan mempertemukan ulama dan tokoh besar bagi bangsa Indonesia” unhkap Ra Nasih yang juga anggota DPRD Jawa Timur.