Opini

Pelantikan Kepada Desa di Kabupaten Sumenep: Menanti Keajaiban di Tengah Galau Melimpah

×

Pelantikan Kepada Desa di Kabupaten Sumenep: Menanti Keajaiban di Tengah Galau Melimpah

Sebarkan artikel ini
IMG 20191114 WA0131
Yant Kaiy

Sumenep, 30 Desber 2019

Limadetik.com — Opini Oleh: Yant Kaiy

Kemelut galau dalam kehidupan seseorang seringkali menghinggapi naluri. Silih berganti menghias perjalanan usia. Tak ada yang bisa menghalau. Sebab semua jadi hikmah dari nuansa hati setiap insan. Setelah itu berganti senyum datang menghampiri. Sungguh sangat merugi mereka yang berkubang pada galau berlebihan. Padahal manusia sudah memiliki akal, tapi kadang pikiran tak kuasa memproteksi situasi.

Seperti kondisi masyarakat di beberapa Desa di Kabupaten Sumenep Jawa Timur, baik daratan dan kepulauan yang sama-sama sudah menyelenggarakan pesta demokrasi Pilkades (Pemilihan Kepala Desa). Mereka semua tentu punya asa tentang pemimpinnya. Kepala Desa model apa yang sesuai dengan impiannya.

Perspektif mereka tentu tidak seragam dalam menentukan suaranya. Ada kadang karena ego pribadi, mengidolakan sisi positif dari sikapnya, sentimen ikatan kekeluargaan termasuk paling kuat, money politic jadi salah satu ancaman dalam mempresure kemapanan kandidat lain. Ilustrasi semacam ini memang telah berlalu.

Dan hari ini, Senin (30/12/2019), menjadi awal dari semua impian masyarakat tentang pemimpin desanya. Sebanyak 226 Kepala Desa terpilih pada Pilkades serentak di Sumenep 2019 dilantik. Pelantikan itu bertempat di Pendopo Kantor Bupati Sumenep.

Jeda waktu hampir dua bulan telah menjadikan rakyat galau. Tentu kegalauan ini beralasan. Kadang Kepala Desa yang diidolakan tidak bertahta menjadi orang nomer satu di tingkat desa. Ada perasaan waswas kalau dirinya bukan pendukung Kepala Desa yang jadi. Atau seorang Kepala Desa punya rekam jejak tidak baik sebelumnya. Namun karena Dewi Fortuna lagi berpihak padanya, kandidat itu lolos untuk memimpin desanya.

Tetapi sebagai rakyat punya wawasan luas tentu ia akan membuang perasaan galau itu ke tong sampah. Apa pun kebijakan seorang Kepala Desa wajib berdasarkan norma hukum dan etika (akhlak). Kalau sudah menyalahi hukum, maka ia akan berurusan dengan hukum yang berlaku. Dan kalau berakhlak tidak baik sesuai dengan norma-norma yang ada, maka ia akan dijauhi warganya, bahkan bisa menjadi musuh dalam selimut.

Sungguh naif jika seorang Kepala Desa berperilaku tidak senonoh. Karena buah perbuatannya akan menjadi bola salju membahayakan. Baik bagi kekuasaannya, bahkan mungkin bagi keselamatan jiwanya.

Kita hidup bukan di hutan belantara. Manusia diciptakan Allah SWT menjadi makhluk paling mulia di atas bumi fana ini. Kalau kebijakan Kepala Desa tidak berpihak pada publik, maka tunggu tanggal kehancurannya. Seorang pemimpin yang baik namanya akan dikenang sepanjang jaman, demikian pula sebaliknya.

Selamat menjalankan tugas bagi Kepala Desa terpilih di seluruh Kabupaten Sumenep. Rakyat sedang menunggu aksi dari visi dan misi yang telah dikampanyekan!

Penulis adalah: wartawan limadetik.com