BONDOWOSO, Limadetik.com — Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso H. Syaifullah, menyampaikan bahwa sejak April 2020 lalu harga gula di pasar tak terbendung. Yakni meroket hingga sekitar Rp 17 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 12.500.
Untuk menstabilkan harga tersebut, pihaknya dalam hal ini Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) menggandeng PG. Prajekan dan Bulog sub divre Bondowoso melaksanakan operasi pasar di tujuh titik.
Tujuh titik tersebut Yakni di pasar Prajekan, pasar Kejayan, pasar Maesan, pasar Wonosari, pasar Tamanan, pasar Wringindan pasar induk Bondowoso.
“Hanya ada 10 Ton gula yang akan dijual di operasi pasar ini, dibagi di tujuh pasar. Tapi nanti kalau sudah giling, karena kalau sudah giling, dua hari sekali bisa mengeluarkan gula itu ” kata Sekda saat di temui diruang kerjanya, Selasa (12/5/2020).
Dengan jumlah gula tersebut tak lantas bisa langsung menstabilkan harga gula. Namun, ini bentuk upaya untuk bersama-sama melakukan langkah-langkah ini.
“Ini hanya terapi untuk sebagian permasalahan masyarakat. Karena untuk bisa menstabilkan, diperlukan anggaran yang besar” tambahnya.
Operasi pasar untuk menstabilkan gula sendiri, baru dilakukan sekarang karena gulanya baru ada.
“Ya, karena baru ada gula. Saya tanya ke Pak Adm, ini dapat bantuan dari Surabaya 5 Ton, minta bantuan ke PTP Jember 5 Ton, jadi 10 Ton” kata Sekda Syaifullah lagi.
Operasi pasar dilaksanakan pada 12- 20 Mei 2020 itu, selain gula juga da komoditi beras, tepung dan minyak, selain eceran, komuditi tersebut juga ada yang dijual secara paketan. Seperti, paket sembako murah berisi gula 1 kg, tepung 1 Kg, minyak 1 liter, dengan harga Rp 45.000.
(budhi/yd)