Scroll Untuk Membaca Artikel
Artikel

Pernikahan Dini Menjadi Masalah Sosial, Ini Dia Faktor dan Dampaknya

×

Pernikahan Dini Menjadi Masalah Sosial, Ini Dia Faktor dan Dampaknya

Sebarkan artikel ini
Pernikahan Dini menjadi Masalah Sosial, ini dia Faktor dan Dampaknya
Ilustrasi

Oleh : Moch. Riza Aditama
Universitas Muhammadiyah Malang

___________________________

ARTIKEL – Pernikahan dini merupakan salah satu isu masyarakat yang sering muncul saat ini. Di Indonesia, khususnya di pedesaan, pernikahan dini sangat umum terjadi. Anak-anak di bawah usia 17 tahun sering terlibat dalam hal ini, bahkan sering terjadi di daerah pedesaan. Beberapa keluarga bahkan mempraktekkan pernikahan dini, bertentangan dengan anjuran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebuah organisasi pemerintah. Wanita harus berusia minimal 21 tahun sebelum menikah, sedangkan pria harus berusia minimal 25 tahun.

GESER KE ATAS
SPACE IKLAN

Mengingat orang tua memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan anak-anaknya, maka masyarakat umum perlu mewaspadai pernikahan dini. Dengan mendidik masyarakat tentang masalah ini, baik anak laki-laki maupun perempuan harus didorong untuk memprioritaskan pendidikan mereka. Mereka harus diberi tahu bahwa merencanakan masa depan itu sulit dan Anda harus cukup siap untuk mewujudkannya. Demikian pula, banyak persiapan yang diperlukan untuk mewujudkan keluarga kaya baik dari segi ekonomi, pengetahuan, dan faktor lainnya.

Orang-orang di daerah pedesaan biasanya memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang masalah mengajar anak-anak mereka. Masyarakat di pedesaan masih berpikir dengan cara lama. Meningkatnya pernikahan usia muda yang terjadi di pedesaan disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

Mindset masyarakat pedesaan
Menurut pandangan masyarakat pedesaan, setelah orang tua menikah dan memiliki anak, kewajiban mereka sebagai orang tua terpenuhi. Namun kenyataannya, pandangan ini tidak benar karena orang tua harus terlebih dahulu membimbing anak-anak mereka ke pintu prestasi.

Ekonomi
Masalah kedua adalah kurangnya keuangan dalam keluarga, yang membuat individu percaya bahwa mereka tidak mampu melanjutkan pendidikan. Akibatnya, anak-anak mereka putus sekolah dan dinikahkan saat masih muda.

Budaya
Pernikahan dini seringkali merupakan akibat dari pengaruh budaya yang sangat lazim di masyarakat pedesaan. Sedangkan di masyarakat pedesaan, secara budaya diterima bahwa “anak yang sudah tamat pendidikan tidak mahir menunda perkawinan, terutama bagi perempuan”, sehingga terjadi pernikahan dini yang sebagian besar pesertanya masih belum siap secara fisik dan psikis.

Pergaulan
Akibat pengabaian orang tua, anak-anak biasanya lebih bebas bergaul tanpa mempertimbangkan apakah suasana pertemanan mereka memiliki pengaruh yang menguntungkan atau merugikan. Akibat kurangnya keterlibatan orang tua, anak-anak sering kali dikelilingi oleh teman-teman yang memberi mereka kebebasan untuk berperilaku tanpa mempedulikan konsekuensinya. Akibatnya, mereka terkena dampak negatif yang berujung pada pernikahan dini.

Dari faktor yang telah dijelaskan di atas, berikut adalah akibat pada kehidupan mereka yang menikah dini :

Terjadinya kekerasan rumah tangga (KDRT)
Anak-anak yang menikah muda, biasanya sebelum usia 17 tahun, memiliki emosi yang tidak stabil, yang memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga juga dapat menjadi korban dalam perkawinan, bahkan anak-anak dapat menjadi korban. Perceraian juga dapat terjadi, meninggalkan anak anak terabaikan dan terlantar. Ini sering terjadi di Indonesia.

Terjadinya Perceraian
Salah satu penyebab perc
eraian adalah keadaan ekonomi. Pada umumnya anak yang menikah di usia muda kurang memiliki kesadaran bagaimana mempersiapkan diri dalam menghadapi permasalahan keluarga yang sering muncul terutama dalam hal ekonomi. Sebagian besar dari mereka masih belum memiliki pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan, dan bisa dibilang sebagian dari mereka menikah di usia muda yang seharusnya sudah berpikir seperti anak muda sekarang, yaitu bermain dan bersenang-senang.

Hamil Muda
Kesehatan anak dan ibu mungkin terancam karena usia tua dan ketidakdewasaan mental. Intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain melalui sosialisasi dan pendampingan, edukasi masyarakat tentang penyebab, faktor, dan dampak pernikahan dini, bahkan pemberian rekomendasi terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Tentu semua itu harus diimbangi dengan kesadaran diri dan rasa keimanan yang teguh.

× How can I help you?