Pancasila Sebagai Alat untuk Membatasi Diri dari Globalisasi
Oleh : Salwa Firda Annisa
Prodi : Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas: Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
__________________________________
OPINI – Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terdiri dari lima sila atau asas. Pancasila berfungsi sebagai pedoman dan landasan ideologis kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai landasan ideologis dalam kehidupan yang artinya mencangkup keseluruhan asepek aktivitas manusia khususnya warga negera Indonesia. Pada abad ini kita sebagi generasi muda atau lebih akrab di sebut gen z, merasakan era perkembangan zaman yang mulai lebih moderen dan akan semakin moderen lagi. Dari perkembangan zaman yang moderen ini merupakan faktor utama terjadinya globalisasi. Apasi globalisasi itu?
Globalisasi adalah suatu proses integrasi dan interaksi antar negara di seluruh dunia yang dimungkinkan oleh kemajuan teknologi, komunikasi dan transportasi. Proses ini melibatkan pertukaran ide, barang, jasa dan informasi yang lebih cepat dan lebih luas.
Globalisasi dapat membawa manfaat, seperti peningkatan akses terhadap teknologi dan pasar internasional, namun juga dapat menimbulkan tantangan, termasuk permasalahan kesenjangan ekonomi dan hilangnya identitas budaya serta dampak terhadap lingkungan.
Dari penjelasan di atas globalisasi dapat menimbulkan tantangan atau memberikan dampak negatif, guna mencegah ataupun meminimalisir dampak ngetif dari globalisasi, kita sebagai warga negara Indonesia yang berideologi pancasila yang menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup. Maka dari itu perlunya penyaringan serta penyelaraskan yang kita dapatkan dari kemajuan teknologi ataupun arus globalisasi pada ideologi pancasila.
Seperti yang telah kita ketahui pancasila memiliki lima sila yang dapat dijadikan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Ketuhanan yang maha esa
Sila pertama berkaitan dengan tuhan yang artinya kita sebagi manusia yang percaya adanya tuhan, harus mematuhi perintah dan larangan sesuai kepercayaan masing-masing.
Contoh khusus
Pemakaian Baju Terbuka di Tempat Umum :
dampak dari globalisasi yaitu pertukaran ide dari khusus di atas merupakan model pakaian atau fhasion. Namun perlu diingat apakah semua yang kita lihat dari budaya luar ketika masuk di Indonesia akan sesuai dengan ideologi Pancasila sesuai sila pertama ketuhanan yang maha esa. Apakah sebagai makhluk Tuhan khususnya umat muslim pantas untuk berpakaian seperti khusus diatas?.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
menekankan pentingnya perlakuan adil dan menghormati martabat setiap individu. Prinsip ini mengajarkan bahwa semua umat manusia harus diperlakukan dengan hormat, tanpa diskriminasi, dan mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini juga mencakup upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial di seluruh lapisan masyarakat.
Contoh khusus
Diskriminasi Ras dan Fisik :
Dari khusus ini sering terjadi pada negara yang banyak ras dan berbagi keturunan nenek moyang di belahan bumi. Berita tersebut dapat menyebar secara luas melewati media sosial karena globalisasi memberikan akses kemudahan pertukaran informasi yang cepat dan mudah.
Dari berbagai media yang menerbitkan berita rasisme di belahan dunia kita sebagi bangsa Indonesia yang memiliki banyak keberagaman ras, budaya, suku dan adat istiadat harus saling menghormati dan menghargai tanpa adanya diskriminasi.
3. Persatuan Indonesia
menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip ini mendorong semua warga negara Indonesia untuk bersatu dalam keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa, demi mencapai tujuan bersama sebagai satu bangsa.
Contoh Kasus
Penetrasi budaya yang unggul:
Dominasi budaya negara-negara besar seperti Amerika Serikat melalui produk dan media global dapat mengikis budaya lokal dan menimbulkan rasa keterasingan atau hilangnya identitas budaya, sehingga dapat mengganggu persatuan nasional, apabila pada suatu negara tidak memiliki landasan ideologi berbangsa dan bernegara guan mencapai tujuan bersama sebagi satu kesatuan satu bangsa dan satu tanah air yang utuh.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan perwakilan
Mengedepankan prinsip demokrasi berdasarkan musyawarah dan pengambilan keputusan yang sehat. Prinsip ini menekankan pentingnya sistem partisipatif pemerintahan dan pemimpin yang mampu mengambil keputusan berdasarkan kebijaksanaan dan kebaikan bersama.
Contoh Kasus
Pengaruh lobi perusahaan:
Perusahaan multinasional dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kebijakan pemerintah melalui lobi dan kontribusi politik, yang dapat mengurangi keterwakilan kepentingan publik dan melanggar prinsip demokrasi.
Dengan adanya landasan ideologi Pancasila negara kita dapat meminimalisir Khasus Khasus yang terjadi seperti contoh diatas yang mengedepankan demokrasi serta mengambil keputusan berdasarkan kebijaksanaan dan kebaikan bersama.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Menekankan pentingnya distribusi kekayaan dan sumber daya yang adil serta perlakuan yang sama terhadap semua warga negara. Prinsip ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap orang di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk menikmati kesejahteraan dan hak-hak dasar.
Contoh Kasus
Terbatasnya akses terhadap peluang:
Tidak semua individu atau komunitas memiliki akses yang sama terhadap manfaat globalisasi, seperti teknologi dan pendidikan. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan akses terhadap peluang ekonomi dan sosial. Pemerataan sumber daya yang adil agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama.
Sila ke lima merupakan tujuan yang sangat sangat diharapkan bagi semua warga negara yaitu keadilan namun faktanya di lapangan masih belum merata, jadi kita sebagi warga negara harus menjadikan Pancasila sebagi landasan dalam ber kehidupan. Pada kasus ini perlu adanya pengamatan serta pemerataan fasilitas terutama pendidikan di Indonesia.