Pendidikan

Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik

×

Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik
Mahasiswa kelompok 11 PMM Bhaktiku Negeri bersama DPL dan lainnya

Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik

LIMADETIK.COM, MALANG – Dalam rangka memanfaatkan sumber daya alam berupa seresah daun dan meningkatkan ekonomi masyarakat, Mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri yang tergabung dalam kelompok 11 di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (10/7/2025).

Kegiatan yang laksanakan ini merupakan salah satu program yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di bawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Febri Arif Cahyo Wibowo, S. Hut., M. SC.

Kelompok kegiatan ini diketuai oleh Sukma Arty Purwa Aditya (202210320311069), dengan anggota Desi Nurmalasari (202210320311063), Novita Safitri Handayani (202210320311057), Iqbal Arif Alhaqie (202210320311068) dan Muhammad Agung Dinata (202201320311056) yang merupakan mahasiswa dari Program Studi Kehutanan, fakultas pertanian dan peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik
Mahasiswa bersama petani memperlihatkan hasil panennya

“Selain didampingi oleh dosen Program Studi Kehutanan, kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa ini juga didampingi dosen dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang yaitu Ibu Arfida Boedirochminarni, MS serta Dosen dari Program Studi Teknik Kimia Universitas Tribhuwana Tunggaldewi yaitu Ibu Ayu Chandra Kartika Fitri, ST. MT” kata ketua kelompok 11 PMM Bhaktiku Negeri, Sukma Arty Purwa Aditya.

Sukma menjelaskan, kondisi Desa Bendosari yang masih asri dan dikelilingi oleh hutan membuat seresah daun yang melimpah merupakan hal biasa dan tidak terlihat memiliki nilai jual, sehingga peluang tersebut yang membuat para mahasiswa menjadikan pembuatan pupuk organik dari seresah daun.

Peluang ini dilihat para mahasiswa ini karena serasah daun memiliki kandungan unsur hara yang tinggi apabila diolah dan di dekomposisikan dengan benar. Hal ini juga berbanding lurus dengan tujuan dari program PMM yang kami usung, yaitu meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi petani hutan dan masyarakat desa.

“Kegiatan ini dilaksanakan selama 30 hari atau 1 bulan penuh, terhitung dari tanggal 7 Agustus – 4 September 2024 dengan kegiatan utama adalah pembuatan pupuk kompos dengan bahan utama serasah daun” ujarnya.

Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik
Para petani di Desa Bendosari sumringah perlihatkan hasil pupuk organik dari daun seresah hasil karya Mahasiswa kelompok 11 UMM

Sementara, salah satu dosen Ilmu Tanah Program Studi Kehutanan UMM, Febri menjelaskan, kegiatan pengabdian melibatkan warga dusun Tretes dan beberapa lembaga diantaranya Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Dusun Tretes, Kelompok Tani Hutan Dusun Tretes dan Karang Taruna Dusun Tretes.

“Seresah daun sebenarnya memiliki potensi besar sebagai bahan dasar pupuk organik. Seresah daun yang dibakar tidak hanya mencemari udara, tetapi juga menyisakan unsur hara yang bermanfaat bagi tanah” ucap Febri selaku Dosen Ilmu Tanah Program Studi Kehutanan.

Kembali Sukma menyampaikan, pemanfaatannya menjadi pupuk organik adalah solusi tepat yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Seresah daun mengandung unsur karbon yang tinggi, penting untuk keseimbangan nutrisi tanah. Dalam proses pengomposan, seresah berfungsi sebagai bahan coklat (brown material) yang membantu proses dekomposisi berjalan seimbang ketika dicampur dengan bahan hijau (seperti limbah dapur atau kotoran ternak).

“Selain meningkatkan kesuburan tanah, pupuk dari seresah juga aman bagi tanaman karena bebas dari bahan kimia” tuturnya.

Proses pembuatan demplot dan pengumpulan bahan pupuk kompos lanjut Sukma, di bantu oleh masyarakat dusun Tretes. Seresah yang telah dikumpulkan kemudian digiling menggunakan mesin pencacah seresah yang telah di desain khusus, lalu seresah yang telah halus akan dicampur dengan kotoran hewan dan sampah pertanian.

“Campuran tersebut kemudian disimpan dalam demplot dan ditutup selama kurang lebih 2 minggu, setiap hari campuran tadi harus dibuka dan diaduk-aduk. Setelah 2 minggu tekstur campur tadi akan seperti tanah, dan pupuk organik dari seresah daun jadi” terangnya.

Mahasiswa Prodi Kehutanan UMM Kelompok 11 Sulap Daun Seresah Jadi Pupuk Organik
Mahasiswa bersama ibu-ibu PKK

Selain kegiatan pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan bahan utama serasah daun, kami juga melakukan pembentukan legalitas kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kelompok Tani Hutan. Hal ini dilakukan dengan tujuan langkah awal untuk melakukan proses pengelolaan hutan yang lestari.

“Dengan status legal, PKK dan KTH memiliki kesempatan dan hak yang leluasa untuk mengajukan program atau dukungan bantuan dari pemerintah. Legalitas ini memastikan bahwa PKK dan KTH mampu berpartisipasi aktif dalam skema pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan terus berperan aktif dalam langkah pelestarian lingkungan” paparnya.

Lebih lanjut Sukma menjelaskan, selain dapat dijual, pupuk tersebut dibuat untuk memupuk lahan-lahan pertanian warga, karena hampir seluruh warga desa merupakan petani dan peternak. Dengan adanya pembuatan pupuk secara mandiri diharapkan warga tidak perlu lagi membeli pupuk untuk lahan pertaniannya.

“Kami dari kelompok 11 Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri, mengucapkan banyak terimakasih kepada warga Desa Bendosari yang telah memberikan izin dan ikut berpartisipasi antusias dalam program pengabdian yang kami laksanakan”

“Terutama untuk staf-staf kantor Desa Bendosari, ketua kelompok tani hutan dan ketua ibu-ibu PKK yang telah banyak membantu kami dalam hal administrasi dan interaksi dengan warga desa. Tak lupa kepada Dikti Kemendikbudristek yang telah memberikan bantuan dana sehingga dapat terlaksana kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa” pungkas Sukma.