SUMENEP, Limadetik.com – Belum ada kejelasan kapan akan beroperasi kembali, warga kepulauan sarankan agar KM DBS III dijadikan hotel wisata pelabuhan.
KM DBS III tidak beroperasi melayani pelayaran antar pulau di Kabupaten Sumenep sudah sejak beberapa bulan yang lalu.
Dengan tidak beroperasinya KM DBS II milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep tersebut mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat sumenep, khususnya warga kepulauan yang selama ini mengandalkan mode transportasi laut.
“Ini kan kapal (BDS III) mahal, katanya dibeli dengan anggaran daerah harga puluhan miliar kan. Bagaimana kalau Pemkab Sumenep menjadikan KM DBS III ini sebagai hotel wisata pelabuhan” kata Achmad Irham, warga kepulauan, Minggu (14/11/2021).
Irham menilai, jika alasan Pemerintah Sumenep, dalam hal ini yang mengelola KM DBS III mengatakan ada kerusakan pada mesin, tentu sangat lucu. Sebab kata dia kapal tersebut baru dibeli beberapa tahun yang lalu dan beroperasunya pun tidak terlalu sering.
“Serius, kami warga kepulauan pengen tau, apa iya kapal baru tiga tahunan dibeli mesin nya sudah rusak. Kalaupun rusak, masak iya perbaikan mesinnya tidak selesai-selesai sudah hampur satu tahun, lucukan” tandasnya.
Menurut pengusaha sembako tersebut, pemerintah masih kurang serius dan terbilang setengah-setengah memikirkan nasib warga kepulauan, bahkan urusan KM DBS III saja sepertinya sudah dinilai tidak begitu penting lagi.
“Kalau kita melihat, sepertinya pemerintah kabupaten sumenep ini tidak benar-benar serius terhadap warga kepulauan. Atau bisa jadi kami di pulau tidak lagi dianggap sebagai penduduk sumenep” seringainya sambil tersenyum.
Sebelumnya, Humas PT. Sumekar Line, Eko Wahyudi menyampaikan bahwa ada kerusakan pada mesin KM Dharma Bahari Sumekar (DBS III) disebabkan ada sejumlah kendala pada salah satu mesin yang ada.
“Kami sudah melakukan perbaikan pada mesin dengan mendatangkan tehnisi dari Surabaya, dan saat ini masih tahap penyelsaian perbaikan, karena memang ada kendala pada salah satu mesin yang ada” katanya, Senin (20/9/2021) lalu.
