Nasional

Bincang Santai dengan Ian (Bagian II dari 3 Tulisan): Ide Brilian Kades Pasongsongan Terpilih Ahmad Saleh Harianto, S.Pt. dalam Menekan Angka Kemiskinan

×

Bincang Santai dengan Ian (Bagian II dari 3 Tulisan): Ide Brilian Kades Pasongsongan Terpilih Ahmad Saleh Harianto, S.Pt. dalam Menekan Angka Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
20191111 160636
foto: Ahmad Saleh Harianto, Peraih suara terbanyak pilkades pasongsongan

SUMENEP, limadetik.com — Dalam memecahkan masalah tentu ada solusi terbaik yang mesti diambil. Semua solusi jelas terkandung skala untung-rugi, baik-buruk. Dalam menakar itu semua membutuhkan perenungan khusus. Kalau perlu bisa berdiskusi dengan para ahli. Hal ini dimaksudkan untuk menangkal kegagalan dari program yang telah dicanangkan.

Menekan angka kemiskinan hingga titik terendah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Membutuhkan sebuah komitmen bersama dalam satu komunitas warga setempat. Memerlukan kerja keras untuk merubahnya. Karena ada sebagian masyarakat awam yang cara pandangnya tidak sama dengan visi-misi yang telah disepakati bersama.

Limadetik.com menanyakan pada Kades Pasongsongan, ide apa yang kira-kira dapat diterapkan pada warganya dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan.

“Masyarakat Desa Pasongsongan umumnya bermata pencaharian nelayan. Saya tahu persis kalau nelayan itu kadang hasil tangkapannya banyak, kadang tidak ada sama sekali. Nah, ketika mereka tidak mendapatkan hasil, jelas mereka cari pinjaman untuk biaya solar perahu dan makannya ketika melaut. Dalam kondisi yang demikian kalau terus menerus berada dalam posisi ini, maka mereka akan mengalami fase miskin,” cerita Ian,s akrab Kades Pasongsongan pada limadetik.com, Senin (16/12/2019).

Ia juga menambahkan, dalam posisi fase miskin inilah seseorang itu tidak bisa berbuat banyak. Maka sangat urgen untuk dicarikan solusi. Dan semestinya ada sistem atau pola yang dapat mengantisipasi persoalan ini.

“Seorang nelayan bagian pesisir tidak bisa berbuat apa-apa lagi ketika dirinya di fase miskin. Berbeda dengan nelayan yang memiliki areal pertanian. Tidak punya hasil di laut, ia masih bisa berharap pada hasil pertaniannya. Tapi kalau nelayan tok profesinya, ini akan parah ceritanya,” tambah Ian yang kediamannya berada di padat penduduk, yaitu Dusun Lebak. Dusun yang warganya bermata pencaharian nelayan saja.

Menurutnya, setiap masalah itu ada jalan keluarnya. Kalau ada malam pasti ada siang.

“Kongkritnya, kami akan menyegarkan kembali koperasi nelayan yang sudah ada sekian lama di Pasongsongan. Namun keberadaannya mati suri selama ini. Kami akan bahu membahu berikhtiar koperasi ini bisa bermanfaat kepada mereka yang berada di fase miskin ini,” terangnya serius.

Bahkan dirinya akan membuat inovasi tentang jaminan hari tua di koperasi itu. Ian akan merealisasikan secepatnya program ini tiga bulan pada masa kerja pertamanya. Ini membuktikan kalau dia tidak setengah hati dalam mengentaskan kemiskinan di desanya. (Yant Kaiy/yd)