BATU, Limadetik.com — Madura kaya akan Migas, namun dana bagi hasil nya belum terasa tepat sasaran oleh pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi. Beberapa perusahaan Migas berskala raksasa sudah lama beroperasi di pulau madura dari sumenep hingga bangkalan.
Namun hingga saat ini masyarakat pulau madura masih jauh di bawah garis kemiskinan, terkait hal itu Corporate Secretary Tempo Wahyu Muryadi angkat bicara, dimana menurutnya masyarakat pulau madura terlebih daerah penghasil Migas wajib mengetahui dana bagi hasil dari migas.
“Masyarakat wajib tahu besaran anggaran yang telah dikucurkan pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi untuk pemerintah kabupaten terutama daerah penghasil apakah ini sudah tepat dan benar cara pembagiannya atau belum” kata Wahyu pada awak media sesaat setelah jadi pembicara dalam acara lokakarya media bersama SKK Migas di Batu, Malang Kamis, (9/8/2018).
Mantan Pemred Tempo ini juga menegaskan, sejatinya wartawan harus tahu arah dan sasaran dari dana bagi hasil dari perusahaan minyak yang ada di daerah madura selama ini, sebab jika tidak maka masyarakatlah yang rugi dan tetap tidak bisa menikmati kekayaan alam nya.
“Wartawan harus berani mengawal ini, pantau penggunaan anggarannya untuk apa saja, apakah sudah tepat sasaran atau belum jika belum, maka masyarakat kita lah yang merasakan penderitaannya” tegasnya.
Selain itu ditambahkannya, jangan sampai masyarakat daerah penghasil minyak itu sendiri malah tidak pernah merasakan hasil kekayakaan alamnya karena telah di habiskan oleh orang lain, sama halnya di daerah papua dan riau.
“Kita di madura jangan sampai seperti masyarakat papua ataupun riau yang selama ini kekayaan mereka dihabiskan oleh perusahaan-perusahaan besar, tapi justru orang lain yang menikmatinya, pemerintah daerah maupun provinsi harus terbuka dan adil dalam hal bagi hasil migas, jika memang itu daerah penghasil ya pastinya bagian nya harus lebih besar juga” ungkapnya.
Pria berdarah bangkalan madura ini berharap kedepannya madura harus bisa berubah dan keluar dari kemiskinan yang selama ini menjerat masyarakat. (yd/rd)